kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bankir: Transaksi PUAB ramai sejak BI lakukan operasi moneter


Selasa, 12 Maret 2019 / 18:11 WIB
Bankir: Transaksi PUAB ramai sejak BI lakukan operasi moneter


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi pasar uang antar bank (PUAB) semakin ramai. Lihat saja, Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) yang dirilis Bank Indonesia (BI) mencatatkan total rata-rata harian (RRH) volume transaksi PUAB di bulan Januari 2019 seluruh tenor melompat ke angka Rp 20,59 triliun.

Jumlah ini naik tinggi kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang hanya sebesar Rp 16,61 triliun. Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id juga mengatakan hal serupa.

Direktur Utama PT Bank BRI Agro Tbk Agus Noorsanto misalnya yang mengatakan per Januari 2019 volume PUAB BRI Agro mencapai Rp 12,8 triliun dengan frekuensi transaksi sebanyak 101 kali. Secara rata-rata harian jumlahnya mencapai Rp 400 miliar.

"Terjadi peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan rata-rata tahun 2018," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (12/3).

Menurutnya, hal ini terjadi karena BI telah melakukan operasi moneter ekspansi melalui injeksi likuiditas Rupiah ke sistem perbankan.

Salah satunya yaitu melalui term Repo dan Swap valuta asing (valas) untuk mengantisipasi pengetatan likuiditas alias defisit dana pihak ketiga (DPK) terhadap kredit tahun ini.

"Secara umum tidak terjadi pengetatan likuiditas, karena BI secara aktif menjaga likuiditas lewat instrumen operasi moneter," katanya.

Selain bisa menggawangi likuiditas di pasar, cara ini menurutnya juga ampuh untuk menjaga tingkat bunga deposito perbankan tidak cepat naik alias stabil.

Sedikit berbeda, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja justru mengatakan rata-rata harian transaksi PUAB di perseroan cenderung tidak mengalami kenaikan yakni tetap di kisaran Rp 1,4 - Rp 1,6 triliun.

Pandangan Parwati terkait likuiditas perbankan saat ini sudah lebih membaik dan kondusif sejak akhir Januari 2019 lalu. "Karena BI membuka lelang Repo secara regular," katanya. Dus, pihaknya memperkirakan ke depan PUAB akan lebih stabil dan terjaga.

Sementara itu, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha mengatakan ramainya transaksi PUAB merupakan respon perbankan dari kebijakan pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) BI menjadi 3% dari sebelumnya 2,5% terhadap rata-rata DPK.

Meski likuditas Bank Jatim relatif aman, Ferdian tak menampik kalau secara umum likuiditas PUAB memang cukup ketat. Tergambar dari rata-rata harian likuiditas PUAB yang jumlahnya lebih rendah dari tahun sebelumnya.

"Ke depan diprediksi likuiditas PUAB juga masih ketat, perkiraan tersebut terproyeksi dari kebijakan BI yang mengeluarkan lelang Repo secara terjadwal selama enam bulan ke depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×