Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Narita Indrastiti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rentang waktu yang tak terlalu lama, Indonesia dilanda dua bencana katastropik di Lombok dan Palu. Industri asuransi kerugian pun diperkirakan bakal mengalami kenaikan beban klaim akibat kondisi tersebut.
Menurut Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dalimunthe kejadian bencana gempa bumi atau katastropik lain memang frekuensinya tidak rutin terjadi. Namun saat bencana melanda dampaknya akan cukup besar bagi beban klaim.
Dengan terjadinya dua benana katastropik di tahun ini, maka muncul potensi kenaikan klaim cukup besar. "Terutama terjadi untuk lini bisnis asuransi properti," kata dia, Selasa (2/10).
Proteksi terhadap risiko gempa bumi memang dijual terpisah oleh perusahaan asuransi. Kebanyakan, produk ini merupakan perluasan dari produk asuransi properti. Meski ada pula yang dipasangkan dengan produk lain semisal asuransi kendaraan bermotor.
Di sisi lain, perkembangan klaim asuransi umum sebelumnya terbilang cukup menggembirakan di tahun ini. Data AAUI mencatat sampai paruh pertama tahun ini, klaim yang ditanggung asuransi umum mencapai Rp 12,8 triliun atau hanya naik 3,3% secara tahunan.
Klaim dari asuransi properti bahkan menunjukan penurunan sebesar 7,2% secara year on year menjadi Rp 2,7 triliun.
Perkembangan klaim yang terkendali ini menurut dia tak lepas dari upaya pelaku usaha untuk memperbaiki underwriting akibat besarnya rasio klaim sebelumnya. Sehingga perusahaan asuransi umum pun makin selektif dalam memilah bisnis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News