Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BCA) memperkirakan pertumbuhan kredit sekitar 7% pada kuartal I 2017. Meski begitu, Direktur Utama BCA, Jahja Setiaatmadja mengatakan, pertumbuhan kredit di bulan Maret 2017 masih belum deras.
"Kuartal I lumayan, tapi belum bisa balik seperti di Desember, masih negatif tapi berangsur baik," katanya saat ditemui di Jakarta, Kamis (6/4).
Sebagai gambaran, berdasarkan laporan keuangan bulan Februari 2017, kredit BCA tumbuh 6,9% secara year on year (yoy) menjadi Rp 405,45 triliun. Adapun secara year to date (ytd) kredit perseroan masih minus 3,1%.
Jahja menyebut, salah satu penopang pertumbuhan kredit pada kuartal I antara lain dari beberapa kredit ke proyek infrastruktur. "Kami optimistis kredit akhir tahun bisa tumbuh 8% sampai 10%, tapi harus liat realisasi infrastruktur dulu, kalau dari kredit biasa masih belum terlampau tinggi penarikannya," ujarnya.
Selain itu, kredit perumahan rakyat (KPR) yang belum lama digodok BCA juga turut menyumbang pertumbuhan kredit. Pasalnya, program KPR BCA yang baru dirilis 2 Februari 2017 lalu tercatat tumbuh mencapai lima kali lipat. "Program baru ini sudah Rp 21 triliun permintaan kredit yang masuk, sebelum program itu bookingnya hanya sekitar Rp 1,6 triliun," papar Jahja.
Dari sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) bank bersandi emiten BCA ini tumbuh 12,3% secara yoy menjadi Rp 533,86 triliun per Februari 2017. Sedangkan secara tahun berjalan, DPK BCA baru tumbuh 0,7%. Pertumbuhan kinerja tersebut mendorong pertumbuhan laba bersih perseroan yang meningkat 8% menjadi Rp 3,14 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News