Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Animo masyarakat yang tinggi menyambut penawaran Sukuk Negara Ritel seri 007 (SR007) menumbuhkan semangat para agen penjual. Tak terkecuali, PT Bank Central Asia Tbk. Bank milik swasta terbesar itu kembali dipercaya menjadi agen penjual dan tak ragu-ragu untuk menargetkan melego SR007 hingga Rp 1,18 triliun.
"SR007 ditawarkan di seluruh kantor cabang BCA yang memiliki layanan prioritasnya mulai Senin, 23 Februari 2015," ujar Jahja Setiaatmadja, Direktur Utama BCA. Adapun masa penawaran surat utang halal ini akan berlangsung selama dua pekan ke depan, yakni sampai Jumat, 6 Maret 2015mendatang.
Target penjualan SR007 BCA tersebut bukanlah bilangan kecil, jika dibandingkan dengan bank lain yang menjadi agen penjual. Sebut saja, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang menargetkan penjualan sukuk ritel ini di kisaran Rp 700 miliar. Target penjualan SR007 BCA tak berbeda jauh dengan PT Bank Mandiri Tbk.
BCA sendiri akan berlomba-lomba memasarkan surat utang halal eceran ini bersama dengan 16 bank konvensional dan syariah lainnya yang menjadi agen penjual. Itu pun belum termasuk lima perusahaan efek. Di antaranya, BNI, Bank Muamalat, ANZ Bank, Bank Permata, HSBC, Standard Chartered Bank, Danareksa, dan Bahana Sekuritas.
SR007 bisa dibeli dalam jumlah minimal Rp 5 juta dan maksimal Rp 5 miliar. Adapun, jangka waktu jatuh tempo surat utang halal negara ini adalah tiga tahun.
Jahja mengatakan, SR007 memiliki kupon di atas 8%. Imbal hasil dari sukuk eceran ini dibayarkan secara bulanan. Namun, jangan lupa, imbalan tersebut bukan tanpa pajak. Investor akan terkena Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 15%. Itu artinya, imbal hasil bersih yang akan dikantongi investor berkisar 7,01%.
Menarik bukan? Jika dibandingkan dengan bunga deposito yang hanya memberikan bunga bersih rata-rata sekitar 5,6%, setelah dipotong pajak 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News