Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank BCA Syariah bakal mengejar pertumbuhan aset 5% hingga 10% sepanjang 2021. Direktur BCA Syariah Rickyadi Widjaja menyatakan, pertumbuhan aset itu akan diperoleh dari penyaluran pembiayaan dan penempatan dana bank di surat berharga.
“Pembiayaan sampai akhir tahun kita tidak jauh-jauh, karena pandemi pada Juli lalu cukup berat, karena adanya PPKM yang terus diperpanjang. Sangat pengaruhi target pemberian pembiayaan baru di Juli dan Agustus 2021,” ujar Ricky kepada Kontan.co.id pada Kamis (2/9).
Ia memproyeksi pembiayaan BCA Syariah bisa mencapai Rp 5,9 triliun atau tumbuh 3% hingga 5% year on year (yoy) sepanjang 2021. Ia berharap, permintaan pembiayaan kembali menggeliat di kuartal keempat seiring dengan kasus Covid-19 bisa terkendali dan ekonomi kembali berputar.
Ia melihat sektor pembiayaan yang masih bisa diandalkan dari industri perkebunan dan sawit seiring kenaikan harga CPO. Lalu pembiayaan kepada multifinance, logistik dan transportasi, farmasi, makanan dan minuman, hingga industri kertas dan tisu.
Baca Juga: Bank Digital Siapkan Belanja Modal Perkuat Infrastruktur Digital
“Pertumbuhan aset lebih tinggi dari pembiayaan, karena kita tetap kumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK). Kita utamanya, di dana murah current account and saving account (CASA). Kalau kita tidak bisa berikan ke pembiayaan, kita berikan ke secondary reserve seperti SBNS dan sukuk,” paparnya.
Ia melihat pertumbuhan laba akan mengikuti pertumbuhan pembiayaan. Lantaran bank BUKU II hanya bisa mengandalkan bisnis pembiayaan. Sedangkan pendapatan berbasis komisi lebih dominan diperoleh oleh bank BUKU IV.
Asal tahu saja, laba bersih BCA Syariah yang tumbuh 23,08% yoy seiring dengan tumbuhnya pembiayaan perusahaan. Per Juni 2021, BCA Syariah mencatatkan laba bersih sebesar Rp 34,4 miliar.
Sedangkan pada periode yang sama tahun 2020, laba bersih perusahaan hanya Rp 28 miliar. Laba sebelum pajak tercatat Rp 44,2 miliar, naik 18,3% dibandingkan dengan tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 37,3 miliar.
Baca Juga: Lo Kheng Hong dan Strategi Memilih Saham Perbankan
Sementara pembiayaan BCA Syariah sampai dengan Juni 2021 juga menunjukkan pertumbuhan kendati menghadapi tantangan perlambatan ekonomi serta masih rendahnya permintaan pembiayaan untuk ekspansi usaha dalam masa pandemi. Pembiayaan BCA Syariah per Juni 2021 tercatat sebesar Rp 5,9 triliun, tumbuh 3,5% yoy.
Dalam melaksanakan fungsi intermediasi, penyaluran pembiayaan BCA Syariah masih difokuskan pada sektor produktif diantaranya sektor industri pengolahan, perdagangan dan proyek-proyek infrastruktur strategis pemerintah.
Kualitas pembiayaan BCA Syariah dapat dipertahankan pada level yang rendah dan sehat dengan Non Performing Financing (NPF) Gross tercatat sebesar 0,73% dan NPF Net sebesar 0,01%.
Penghimpunan DPK BCA Syariah tumbuh 13,2% menjadi Rp 6,8 triliun. Sehingga total aset bank ini meningkat 14,3% YoY menjadi Rp 9,7 triliun.
Selanjutnya: Bank siap-siap menangkap peluang dari transaksi QRIS lintas negara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News