kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.819.000   -7.000   -0,38%
  • USD/IDR 16.565   0,00   0,00%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

Beban Bunga Tinggi Mengancam Laba Perbankan


Selasa, 28 Mei 2024 / 13:38 WIB
Beban Bunga Tinggi Mengancam Laba Perbankan
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi melalui ATM Bank Mega di Jakarta, Jumat (8/12/2023). pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/08/12/2023.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tendi Mahadi

"Ditambah lagi kondisi likuiditas yang cukup ketat. Upaya kami untuk mengimbangi hal tersebut adalah dengan mendorong pendapatan yang bersumber dari pendapatan lain berbasis fee based income sehingga dapat meminimalisir tekanan dari meningkatnya biaya dana untuk menjaga margin keuntungan," kata Yuddy kepada Kontan, Senin (27/5).

Adapun untuk mendorong pendapatan berbasis komisi tersebut, pihaknya akan fokus pada layanan dan pengembangan fitur-fitur transaksi agar nasabah lebih nyaman dalam menggunakan produk tabungan dan e-channel Bank BJB, sehingga ini dapat mendorong peningkatan transaksi nasabah.

Sejalan dengan itu Yuddy menyebut pihaknya terus melakukan upaya efisiensi, dimana per Maret 2024 biaya operasional Bank BJB telah menurun sebesar 4,5%.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan juga menyebut tantangan tahun ini masih seputar beban bunga yang tinggi atau cost of fund. Setidaknya ini juga yang menggerus pendapatan bunga bersih CIMB Niaga secara bank only turun dari Rp 3,21 triliun menjadi Rp 3,03 triliun pada Kuartal I-2024.

Adapun beban bunga yang tinggi tersebut tercatat naik dari Rp 1,89 triliun menjadi Rp 2,48 triliun pada Kuartal I-2024. Alhasil rasio NIM CIMB Niaga susut dari 4,71% menjadi 4,20% per 31 Maret 2024.

Untuk mengimbangi tingginya cost of fund tersebut, CIMB Niaga telah menaikkan suku bunga dasar kreditnya (SBDK) sebesar 25 bps sejak Februari lalu.

"Mau tidak mau kita harus rasional, jika bunga DPK tetap tinggi maka bunga kredit juga harus naik, bukan hanya untuk mempertahankan margin tapi juga untuk tetap profit setelah biaya kredit," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×