kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beberapa Multifinance Siap Terbitkan Surat Utang di Kuartal Pertama 2022


Jumat, 11 Februari 2022 / 13:44 WIB
Beberapa Multifinance Siap Terbitkan Surat Utang di Kuartal Pertama 2022


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka memenuhi target pembiayaan tahun ini, beberapa perusahaan multifinance pun mulai gencar menambah sumber pendanaan. Adapun, menerbitkan surat utang menjadi salah satu cara yang digunakan untuk menambah pendanaan tersebut.

Berdasarkan data Pefindo per 31 Januari 2022, sudah ada mandat penerbitan surat utang untuk empat perusahaan multifinance. Total nilai dari mandat tersebut mencapai Rp 6,5 triliun.

Analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan Pefindo Danan Dito mengatakan bahwa tren penerbitan surat utang di tahun ini pun akan lebih ramai dibandingkan tahun lalu seiring dengan perbaikan ekonomi yang diperkirakan masih berlanjut. 

Menurut Dito, penerbitan surat utang bagi perusahaan multifinance diperlukan untuk kestabilan pendanaan untuk jangka panjang. Hal tersebut juga berguna bagi perusahaan untuk kembali melakukan ekspansi pasca pandemi ini.

Baca Juga: OJK Ingatkan Multifinance yang Tak Segera Penuhi Modal Bisa Dicabut Izin Usahanya

“Tren penjualan mobil atau motor itu sudah cukup progresif kenaikannya dalam kuartal terakhir kemarin dan terlihat ke kenaikan piutang pembiayaan di perusahaan multifinance,” ujar Dito.

Jika melihat data di KSEI, ada dua perusahaan multifinance yang akan melakukan penerbitan surat utang dalam waktu dekat ini. Pertama, ada PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) yang akan melakukan penawaran Obligasi Berkelanjutan III Toyota Astra Financial Services Tahap II Tahun 2022 senilai Rp 1,5 triliun.

Adapun, obligasi tersebut merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi III Toyota Astra Financial Services dengan target dana yang dihimpun mencapai Rp 5 triliun. Sementara itu, penerbitan obligasi ini akan dibagi dalam dua seri, dengan seri A senilai Rp 480,1 miliar dan seri B senilai Rp 1,02 triliun.

Selanjutnya, ada  PT Mandiri Tunas Finance (MTF) menawarkan Obligasi Berkelanjutan V Mandiri Tunas Finance Tahap III Tahun 2022 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp1,22 triliun. Penerbitan tersebut juga terbagi menjadi dua seri, yaitu seri A dengan jumlah pokok Rp 851 miliar dan seri B memiliki nilai pokok Rp 376 miliar.

“Akan kita pergunakan untuk pembiayaan kendaraan bermotor,” ujar Direktur Utama MTF Pinohadi G Sumardi.

Pinohadi pun mengungkapkan bahwa masih akan ada penerbitan obligasi satu kali lagi di tahun ini meskipun tak menyebut waktunya. Hanya saja, penerbitan surat utang memiliki dengan porsi 30% dari total pendanaan yang saat ini telah mencapai Rp 13.9 triliun per Januari 2022.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) pun menyebutkan bahwa penerbitan obligasi di perusahaan multifinance masih akan diramaikan oleh perusahaan-perusahaan yang memang sudah pernah menerbitkan surat utang.

Baca Juga: Pefindo: Rating Multifinance Mayoritas Masih Tinggi

“Karena di tengah pandemi ini, tidak mungkin perusahaan yang belum pernah menerbitkan obligasi untuk menerbitkan, kalau iya pun, itu akan sulit,” ujar Suwandi.

Sementara itu, bagi perusahaan-perusahaan multifinance yang tidak memiliki pangsa pasar cukup besar pun dinilai masih akan memanfaatkan pinjaman dari perbankan. Kabar baiknya, Suwandi melihat pinjaman dari perbankan terutama yang dalam negeri sudah mulai mengalir.

“Satu dua multifinance independen sudah mulai mendapatkan pendanaan dari bank namun memang belum menyeluruh. Perbankan juga masih dalam tahap due diligence, melakukan pemeriksaan dan informasi mana yang baik dan tidaknya,” ujar Suwandi

Adapun, mulai mengalirnya pinjaman dari perbankan tersebut juga didorong oleh optimisme pertumbuhan bisnis multifinance di tahun ini. Meskipun, peningkatan kasus pandemi covid-19 akhir-akhir ini juga mengkhawatirkan.

Suwandi pun menambahkan bahwa sejatinya perbankan tak perlu khawatir lagi untuk memberikan pendanaan ke perbankan. Mengingat, kondisi industri multifinance saat ini sudah mulai membaik dengan adanya SLIK yang bisa mencatat profil kredit nasabah yang kurang baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×