Reporter: Dina Farisah | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Rasio kredit macet atau non performing financing (NPF) ibarat hantu yang menakutkan bagi perusahaan pembiayaan. Untuk mengatasi hal ini, PT Clipan Finance Indonesia Tbk memiliki jurus jitu.
Direktur Keuangan PT Clipan Finance Indonesia Tbk Engelbert Rorong mengatakan, angka NPF tahun ini masih dalam tren kenaikan. Per Mei 2016, NPF Clipan naik lagi menjadi 2%.
Angka NPF ini naik sedikit dibanding akhir tahun lalu sebesar 1,97%. Untuk diketahui, daerah penyumbang NPF terbesar adalah wilayah penghasil komoditas seperti Sumatera dan Kalimantan.
Engelbert bilang, pihaknya mau tidak mau melakukan dua opsi untuk mengatasi NPF ini. Pertama, melakukan restrukturisasi piutang pembiayaan. Clipan akan mendatangi nasabah yang mulai terbatuk-batuk membayar angsuran.
"Kami akan menganalisa usaha atau bisnis nasabah, apakah dapat membaik atau tidak. Apabila tim analis merasa nasabah tidak mampu membayar angsuran, maka opsi selanjutnya adalah penarikan kendaraan," ungkap Engelbert, Kamis (23/6).
Mayoritas merek-merek kendaraan yang dibiayai Clipan adalah merek Jepang, sehingga apabila di lelang, harganya masih cukup menarik.
Ke depannya, Clipan berharap dapat menekan angka NPF secara bertahap. Clipan menempuh dua cara memperbaiki angka NPF. Pertama, melakukan restrukturisasi piutang kepada nasabah. Kedua, dengan menggenjot pembiayaan baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News