kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Begini jurus bank kecil dan menengah bersaing berebut DPK


Sabtu, 08 Agustus 2020 / 20:55 WIB
Begini jurus bank kecil dan menengah bersaing berebut DPK


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan hingga Juni 2020 masih tumbuh cukup bagus jauh melebihi penyaluran kredit. Pertumbuhan tersebut didominasi oleh pertumbuhan pendanaan bank-bank besar. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat DPK perbankan tumbuh 7,95% year on year (YoY). DPK Kelompok Bank Umum Kategori Usaha (BUKU) 4 tumbuh dua digit yakni 11,9%, BUKU 3 tumbuh 2,11%, BUKU 2 naik 4,77%, dan BUKU I minus 8,8%.

Baca Juga: Kemenkeu: Penerbitkan SBN burden sharing ke depan sesuai kebutuhan

Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan, pertumbuhan DPK bank BUKU 4 tumbuh signifikan memiliki produk andalan dan semua produk tabungannya sudah menerapkan digitalisasi yang memberi kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. 

"Digitalisasi memang menjadi faktor yang sangat penting saat ini dalam persaingan. Oleh karena itu, kami harapkan bank kecil dan menengah untuk mengembangkan digitalisasi itu karena sekarang semua sudah serba digital. Terserah bagaimana caranya, apakah lewat investasi sendiri atau menggandeng partner," kata Wimboh, Selasa (6/8). 

Sejumlah bank kecil menengah sudah menyadari pentingnya digitalisasi tersebut. Bank Woori Saudara (BWS) yang saat ini sudah punya internet dan mobile banking misalnya, dalam waktu dekat akan menambah fitur-fitur pembayaran, tagihan, top up pembelian serta top up e-wallet fintech penyelenggaraan transportasi online

Sadha Priatmadja Direktur BWS mengatakan, penambahan fitur itu sangat penting karena transaksi online di sektor retail saat ini sangat cepat. "Kami harus memenuhi kebutuhan nasabah untuk mempertahankan dan meningkatkan DPK melalui kemudahan aktifitas transaksional nasabah," katanya pada Kontan.co.id, Kamis (6/8). 

Baca Juga: Nasabah surati Presiden Jokowi minta cabut penyitaan rekening efek WanaArtha

Selain itu, BWS juga sudah punya roadmap pengembangan digital dimana ke depan perseroan bakal meluncurkan pembukaan rekening secara online. Untuk mendukung pengembangan digital, bank ini menganggarkan belanja modal IT Rp 29 miliar tahun ini. Pada tahun 2006 -2007, bank ini sudah menginvestasikan sekitar Rp 188 miliar untuk infrastruktur awal pengembangan IT.

Direktur Utama Bank Mayora Irfan Oeji mengatakan, perseroan saat ini sudah punya fasilitas perbankan digital berupa internet banking dan mobile banking bagi nasabah individual. Ke depan, bank ini akan menambah layanan digital untuk korporasi.

Untuk bisa berhasil dalam penghimpunan DPK tahun ini, Bank Mayora rutin mengadakan program-program promosi yg menarik bagi nasabah. Tahun ini, perseroan menargetkan DPK tumbuh sekitar 2% dimana dana muraah diharapkan meningkat jadi 34% dari 30% tahun lalu. Namun, pendanaan itu tetap akan diselaraskan dengan kebutuhan sesuai kemampuan penyaluran kredit agar margin bunga tetap terjaga. Per Juni, DPK bank ini masih tumbuh 8,76%.

Sementara Bank Yudha Bhakti (BYB) telah memulai transformasi digital sejak tahun lalu. Dalam waktu dekat, Tjandra Gunawan Direktur Utama BYB mengatakan, pihaknya meluncurkan internet dan mobile banking akan memudahkan nasabah melakukan transaksi.  Ini sejalan dengan, rencana perseroan memperluas pasar dari sebelumnya hanya  fokus di segmen pensiunan ke segmen milenial. 

Baca Juga: MTF raih dana Rp 858 miliar dari penerbitan obligasi berkelanjutan V tahap I

Bank UOB juga awal pekan ini telah meluncurkan aplikasi digital bernama TMRW. Dengan layanan ini, pembukaan rekening tabungan maupun kartu kredit sudah bisa dilakukan secara on boarding hanya dalam waktu tak sampai 9 menit. Selain itu, layanan itu juga dilengkapi dengan fitur yang bisa membantu nasabah mengatur keuangannya. 

Hendra Gunawan Gunawan, Direktur UOB Indonesia mengatakan, tahap awal, aplikasi itu difokuskan untuk mendorong dana murah dulu dengan fitur gamification. Lewat fitur berbasis game itu, nasabah millenial akan didorong menabung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×