Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi
Dia melihat tantangan perbankan ke depan adalah bagaimana memenangkan kepercayaan masyarakat. Namun, dia melihat bank yang dimiliki investor asing memiliki keunggulan dari sisi modal dan teknologi.
Sementara Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah, memandang bahwa persaingan bank sekarang sudah masuk era baru, yakni era digital.
Pemenang dari persaingan di era non digital adalah bank-bank BUKU IV. Namun menurut Piter, mereka bisa saja tersingkir di era digital ini apabila tidak segera mempersiapkan diri.
Baca Juga: Investor-Investor Singapura Kian Getol Masuk Bisnis Perbankan Indonesia
"Menyadari era baru persaingan perbankan ini, banyak investor baru yang masuk termasuk asing. Mereka mencoba memasuki persaingan dengan menggunakan bank-bank kecil yang akan dikembangkan sebagai bank digital. Karena ini persaingan baru, mereka ada harapan juga untuk menang," jelas Piter.
Dia mengatakan, saat ini belum bisa dipastikan siapa yang bakal memenangkan persaingan ini. Hanya saja, bank yang mampu lebih awal masuk mencuri start dan mengembangkan ekosistem digital akan diuntungkan. Tetapi itu bukan kunci untuk jadi pememang.
Piter juga belum bisa memastikan apa keunggulan bank-bank yang dimasuki oleh investor asing ini ke depan. Namun, pengembangan bank di era digital membutuhkan modal yang kuat sebagai syarat utama dan investor asing dilihat memiliki jaringan pemilik dana yang kuat.
Namun, modal bukanlah satu-satunya syarat. "Tantangan selanjutnya adalah apakah dengan modal yang kuat itu bank bisa benar-benar mampu mengembangkan sistem dan layanan digital yang lebih kompetitif," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News