kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi BRI Agro tumbuhkan Pinang


Minggu, 02 Mei 2021 / 13:07 WIB
Begini strategi BRI Agro tumbuhkan Pinang
ILUSTRASI. Pada tahun 2020, total pencairan Pinang mencapai sebesar Rp 70,6 miliar dan telah disalurkan kepada 18.069 debitur. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/foc.


Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (BRI Agro) yang ditugaskan menjadi Digital Attacker BRI Group, terus berbenah guna menunjang transformasi digital yang dilakukan Perseroan. Untuk itu, BRI Agro terus melakukan inovasi pada produk layanan digital yang dimiliki perseroan. 

Sigit Murtiyoso Direktur Retail Agri dan Pendanaan BRI Agro mengatakan, inovasi produk layanan digital perseroan dilakukan melalui Pinang. Pinang merupakan pionir dari Digital Loan di Indonesia, dengan memanfaatkan teknologi face recognition, digital signature, dan plafond pinjaman yang mencapai 25 Juta Rupiah.

Menurut Sigit, Pinang akan masuk ke dalam ekosistem fintech untuk mengakselerasi peningkatan penetrasi di masyarakat saat persaingan industri jasa keuangan yang semakin ketat. "Inovasi terbaru Pinang adalah pada Credit Scoring Engine mampu meningkatkan Approval Rate yang memungkinkan nasabah Pinang untuk mendapatkan plafond pinjaman yang lebih fleksibel, untuk memudahkan nasabah untuk memenuhi kebutuhan," kata Sigit dalam keterangan resminya, Minggu (2/5).

Sigit menambahkan, persiapan BRI Agro dalam memasuki persaingan digital sudah dilakukan sejak tahun 2018, yaitu melalui produk pinjaman digital yang disebut Pinjam Tenang (Pinang). Pinang adalah pinjaman berbasis digital yang merupakan produk pinjaman berbasis aplikasi pertama di Indonesia yang dimiliki oleh bank. 

Aplikasi Pinang sudah sepenuhnya digital dengan sistem verifikasi digital, digital scoring dan tanda tangan digital. Pinang sudah 100% digital end to end process, tanpa perlu tatap muka, tanpa perlu tanda tangan basah, dan tanpa perlu datang kantor BRI Agro. "Pada tahun 2020, total pencairan Pinang mencapai sebesar Rp 70,6 miliar dan telah disalurkan kepada 18.069 debitur," tambah Sigit. 

Modernisasi Pinang pada Credit Scoring Engine, sambung Sigit, menghasilkan pertumbuhan yang masif. Penyaluran kredit Pinang saat ini mencapai Rp 500 juta dalam satu hari. Untuk kedepannya Pinang bersama mitra strategis akan menyiapkan program menarik.

Sehingga, diharapkan akan tercipta brand engagement antara masyarakat dengan produk Pinang yang dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi masyarakat dan BRI Agro. "Pinang akan kami akselerasi didalam ekosistem Fintech dan Gig economy dalam rangka menciptakan infrastruktur digital bagi pekerja di sektor Gig economy," papar Sigit.

Selain melakukan pengembangan produk melalui pinjaman digital, BRI Agro juga melakukan partnership dengan ekosistem yang berada di industri keuangan digital yaitu fintech. Fintech memiliki keunggulan dengan proses yang lebih cepat, lebih mudah dan serba digital. 

Sebagai institusi perbankan, BRI Agro melihat sebuah peluang yang baik dengan adanya kolaborasi. Kerjasama dengan fintech yang sudah dilakukan, antara lain, dengan Investree, Modal Rakyat, Payfazz, dan TaniHub. Ke depan, kata Sigit, kerjasama dengan perusahaan fintech kan terus dilanjutkan untuk memperkuat BRI Agro sebagai house of fintech. 
"Kolaborasi ini memberikan kesempatan bagi kami untuk membuka peluang bisnis selagi kami mempersiapkan model bisnis baru. Kami juga akan memberikan dukungan layanan perbankan bagi fintech yang telah berkerjasama dengan BRI Agro," papar Sigit. 

Di sepanjang tahun 2020, total disbursement melalui partnership mencapai sebesar Rp 215 miliar. "Aplikasi Pinang diharapkan dapat menjadi produk digital lending pilihan masyarakat, di antara sekian banyak produk fintech lain karena keunggulan pada kecepatan pencairan, keamanan data konsumen, dan bebas dari biaya admin dan biaya tambahan lain," tutup Sigit.

Selanjutnya: Awal tahun, permintaan kredit konsumsi lebih deras dari kredit produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×