kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Begini strategi sejumlah perbankan dalam menopang likuiditas di masa pandemi


Senin, 01 Juni 2020 / 20:10 WIB
Begini strategi sejumlah perbankan dalam menopang likuiditas di masa pandemi
ILUSTRASI. Costumer Service melayani nasabah di Kantor Cabang Pembantu (KCP) Maybank Kalibesar Jakarta usai peresmian kembali, Kamis (6/9). KCP Maybank Kalibesar merupakan cabang yang beroperasi saat bank didirikan pada tahun 1959. Dengan beroperasinya kembali KCP m


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Noverius Laoli

Meski demikian, Direktur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij bilang perseroan memang punya rencana pendanaan anorganik untuk membantu menghadapi tantangan likuidiitas saat pandemi

“Sumber likuiditas kami saat ini masih cukup ditopang DPK, meskipun kami memang ada rencana pendanaan anorganik namun saat ini masih dalam pertimbangan,” katanya kepada KONTAN, Senin (1/6).

Adapula PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA) yang pada kuartal I-2020 mencatat pertumbuhan DPK perseroan tumbuh 13,76% (yoy) menjadi Rp 19.28 triliun.

Baca Juga: Penyaluran kredit Bank Sahabat Sampoerna ke sektor UMKM capai 61% di kuartal I-2020

Direktur Business Support Bank Woori Sadhana Priatamadja bilang pertumbuhan DPK Perseroan juga ditopang oleh dana murah, utamanya juga dari giro.

“Saat ini kami memang fokus untuk menghimpun dana murah, untuk deposito cenderung kami lepas karena kami tidak mau menawarkan bunga simpanan tinggi,” katanya kepada KONTAN, Senin (1/6).

Meski demikian, perlu dicatat loan to deposit ratio (LDR) perseroan cukup ketat, per Maret 2020 berada pada level 152,03%. Maklum pertumbuhan kredit perseroan melaju lebih cepat sebesar 22,86% (yoy) menjadi Rp 29,32 triliun.

Baca Juga: OJK akui kinerja sektor keuangan ikuti perlambatan ekonomi

Sadhana bilang untuk menambal likuidiitas, perseroan bakal mengandalkan pinjaman modal kerja dari sejumlah bank. Pertengahan Mei lalu, perseroan juga telah menerima pinjaman Rp 2 triliun dari BCA.

Sadhana bilang pinjaman modal kerja lebih memiliki praktis, dan berefek lebih besar terhadap net stable funding ratio (NSFR) dibanding melalui skema pasar uang antar bank (PUAB) atau pendanaan anorganik lainnya.




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×