Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurunnya daya beli kelas menengah bisa mendorong peningkatan pembiayaan karena konsumen yang biasanya membeli dengan tunai kini memilih menggunakan fasilitas pembiayaan.
Namun, peningkatan kredit di satu sisi membuka peluang peningkatan rasio pembiayaan bermasalah alias non performing financing (NPF) di perusahaan pembiayaan.
Untuk mengantisipasinya, PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi tantangan penurunan daya beli kelas menengah dan potensi peningkatan NPF.
Baca Juga: Multifinance Jaga Kualitas Aset Agar Tak Jadi Kredit Macet
Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa menuturkan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi seperti mengevaluasi ulang profil konsumen serta meningkatkan kualitas penyaluran kredit dengan memperkuat proses penilaian kredit.
Hingga Juli 2024, WOM Finance menjaga NPF di level 2,1%. Adapun perusahaan juga melakukan pengelolaan piutang yang efektif, melakukan peningkatan layanan konsumen, dan terus beradaptasi dengan perubahan kondisi ekonomi dan perilaku konsumen.
"Fleksibilitas dan inovasi menjadi kunci dalam menghadapi tantangan penurunan daya beli," ujar Cincin kepada Kontan, Jumat (13/9).
Baca Juga: WOM Finance Salurkan Pembiayaan Syariah Rp 75,44 miliar per Juli 2024
Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) NPF gross industri multifinance naik menjadi 2,75% pada Juli 2024, dibandingkan 2,69% pada Juli 2023. Sementara itu, NPF net juga meningkat menjadi 0,84% dari 0,73% pada periode yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News