Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teka-teki mengenai siapa yang investor yang berkomitmen untuk mengakuisisi PT Bank Permata Tbk (BNLI) mulai terkuak. Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Slamet Edy Purnomo mengungkapkan kedua investor tersebut adalah Sumitomo Mitsui Banking Corporation (MBCI) dan satunya lagi investor asal Bangkok.
"Tinggal 2 yang fixed. SMCB dan investor dari Bangkok. Kalau yang lokal kayanya gak ada lagi. Tinggal asing saja." ujar Slamet di Jakarta, Jumat (29/11).
Baca Juga: Selain Sumitomo, investor Thailand juga incar saham Bank Pemata
Kedua investor itu berencana mengambil saham dari dua pemegang saham Bank Permata yakni Standard Chartered dan PT Astra International Tbk (ASII).
"Sekarang tinggal menunggu keputusan akhir dari pemegang saham (Bank Permata)," ungkap Slamet di Jakarta, Jumat (29/11).
OJK berharap investor yang akan dipilih pemegang saham Bank Permata itu bisa membangun sinergi bisnis di Indonesia.
Baca Juga: Dua investor ini berminat mengakuisisi Bank Permata (BNLI), berikut profilnya
Maka syarat yang ditetapkan OJK bagi investor itu harus bisa bangun UMKM di dalam negeri lantaran saat ini pemerintah memang fokus pada pengembangan UMKM.
Slamet juga membantah jika ada anggapan yang menyebut OJK tidak mengizinkan investor Singapura masuk mencaplok saham Bank Perrmata tersebut. "Itu tidak benar, kami tidak berhak melarang itu," ujarnya.
Sebelumnya dikabarkan ada dua investor asal Singapura yang tertarik mengakuisisi Bank Permata yakni Pasca Oversea-Chinese Bangking Corp (OCBC) dan DBS Group.
Namun kedua bank tersebut dikabarkan urung mengeksekusi rencana untuk mengakuisisi saham Bank Permata.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma memperkirakan investor yang akan berani memberikan penawaran paling tinggi akan datang dari Bank Jepang. "Jepang kemungkinan akan lebih berani bayar lebih mahal," ujarnya.
Baca Juga: Laju kredit terus melambat sampai Oktober, ini penyebabnya
Sementara, Astra International menurutnya hanya akan mau menjual sahamnya di Bank Permata jika harganya tinggi. Saat ini Astra dan Standard Chartered Bank masing-masing menggenggam kepemilikan 44,5% di bank tersebut.
Adapun valuasi BNLI, menurut Suria, jika tidak ada transaksi sekitar Rp 900. Perkiraannya, ASII baru akan jual sahamnya di rentang Rp 1.500- Rp 1.600.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News