Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengatakan saat ini peningkatan kredit properti khususnya kredit pemilikan rumah dan Apartemen (KPR/KPA) sudah mulai deras. Salah satu penyebabnya yakni adanya pelonggaran mengenai loan to value (LTV) yang diterapkan oleh bank sentral.
Meski begitu, Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Filianingsih Hendarta memang mengakui kalau pertumbuhan kredit konstruksi khususnya properti belum sekencang KPR/KPA.
"Konstruksi (lebih lambat) memang dari awal begitu, tapi kalau melihat kredit properti secara keseluruhan itu naik. KPR juga trennya naik. Pelonggaran LTV sudah berdampak," katanya saat ditemui di Medan, Kamis (1/11).
Menurut Filianingsih, peningkatan KPR secara industri utamanya dikarenakan adanya peningkatan pembelian rumah baru untuk hunian bertipe 22 ke atas hingga tipe 70. Memang, bila merujuk pada analisis uang beredar yang dikeluarkan BI per September 2018 lalu peningkatan KPR utamanya ditopang kenaikan pada tipe 70 ke atas, di wilayah Jawa Barat dan DKI Jakarta.
Melihat peningkatan yang pesat tersebut, BI pun meyakini bahwa target pertumbuhan KPR yang dipatok sebesar 13% di akhir tahun 2018 ini bakal dapat dengan mudah terealisasi.
Sebab, hingga September 2018 saja total penyaluran KPR/KPA sudah mengalami peningkatan 14,5% secara year on year (yoy) menjadi Rp 450,7 triliun. Posisi ini pun meningkat bila dibandingkan dengan periode bulan Agustus 2018 yang naik 14,3%.
Namun, untuk kredit konstruksi properti pertumbuhannya cenderung lebih lambat dari periode Agustus 2018 yang sempat naik 19,2%. Per September 2018 lalu, BI mencatat kenaikannya ada di level 18%. Selain kredit konstruksi, pada bulan September 2018 ini kredit real estate pun juga tumbuh lebih lambat dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 12,5% per Agustus 2018 menjadi 10% pada September 2018.
Lantaran kredit konstruksi properti dan real estate menurun dari bulan sebelumnya, BI mencatatkan total penyaluran kredit properti pada September 2018 lalu mencapai Rp 889,6 triliun atau mengalami kenaikan sebesar 14,8%. Lebih rendah bila dibandingkan dengan kenaikan pada Agustus 2018 yang mencapai 15,5%.
"Nanti kita lihat apakah bisa menembus target 13%, karena biasanya pada bulan Desember 2018 ada banyak kebutuhan," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News