Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. BFI Finance tengah berancang-ancang mengerek bunga kredit sekitar 50 basis poin (bps) hingga 100 bps dalam waktu dekat. Ini akan jadi kedua kalinya perseroan menaikkan bunga kredit sejak era peningkatan suku bunga acuan alias BI rate pertengahan tahun lalu. Kenaikan bunga ini mendesak, mengingat terus menanjaknya biaya dana.
Cornelius Henry Kho, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan BFI Finance mengaku, kenaikan bunga kredit tidak terlepas dari meningkatnya biaya untuk sumber dana yang diperoleh perusahaan dari bank. “Kapan naiknya? Mungkin dalam waktu dekat ini, sambil melihat kondisi pasar dan kompetisi bisnis,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (5/2).
Cornelius mengaku, pihaknya akan sangat hati-hati dan cermat dalam menghitung kenaikan bunganya. Harap maklum, kenaikan bunga akan berujung pada meningkatnya biaya angsuran nasabah mereka. Jika terlalu memberatkan, kekhawatirannya rasio kredit macet bakal bengkak. “Ini kami masih perhitungkan sekali, jangan jadi kredit macet,” terang dia.
Pasalnya, tahun lalu, BFI Finance juga sudah mengerek bunga kredit akibat mekarnya BI rate. Naiknya pun di kisaran 50 bps-100 bps, bergantung sektor pembiayaan dan risiko kreditnya. Sayang, Cornelius enggan menyebut bunga kredit yang dipatoknya ke nasabah. “Bunga sih beragam ya,” tutur dia singkat.
Asal tahu saja, 60% dari total penyaluran pembiayaan perseroan mengalir ke mobil bekas, 17% ke sewa pembiayaan, 14% untuk mobil baru, sedangkan sisanya ke sepeda motor bekas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News