Reporter: Issa Almawadi | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Sebagian perusahaan pembiayaan berencana menerbitkan obligasi untuk menutupi kebutuhan dana pembiayaan mereka. Namun, pasar yang fluktuatif menjadikan mereka bimbang.
Tercatat, pada semester I tahun ini, sekitar 13 perusahaan pembiayaan yang telah merealisasikan penerbitan obligasi, baik konvensional maupun berkelanjutan. Dari jumlah itu, nilai emisi yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mencapai Rp 14,03 triliun.
Namun, diperkirakan, penerbitan obligasi di separuh kedua tahun ini, tidak seagresif yang lalu. Gunawan, Direktur Indomobil Finance Indonesia, menjelaskan pada semester II ini, rencana penerbitan obligasi akan disesuaikan kondisi pasar dan kebutuhan dana. "Apalagi, kami tengah memproses pinjaman sindikasi sebesar US$ 100 juta untuk kebutuhan pendanaan sampai awal tahun depan," kata Gunawan, Rabu (17/7). Obligasi tetap menjadi diversifikasi sumber pendanaan perusahaan.
Gunawan membandingkan, kelebihan meminjam dari bank adalah kelonggaran mencairkan pinjaman sampai 12 bulan, sehingga leluasa menyesuaikan dengan biaya dana. Kelebihan obligasi, dana bisa diterima sekaligus.
Gunawan tak terlalu memusingkan permasalahan biaya bunga yang saat ini sedang menanjak, lantaran bisa mendapat kupon lebih murah di kesempatan lain. "Kenaikan biaya dana tak terlalu masalah selama masih bisa melepas pembiayaan lebih tinggi dibandingkan biaya pinjaman," tambahnya. Semester I lalu, Indomobil Finance Indonesia menerbitkan obligasi sekitar Rp 612 miliar.
Setali tiga uang, Mandala Multifinance juga masih menunggu pasar semakin oke untuk merealisasikan penerbitan obligasi. Kabarnya, Mandala Finance ingin menerbitkan obligasi senilai Rp 500 miliar pada semester II ini. "Kapan dan jumlahnya masih tergantung kondisi pasar," kata Mahrus, Sekretaris Perusahaan Mandala Finance. Tahun ini, Mandala menargetkan pembiayaan sekitar Rp 4,8 triliun.
BFI Finance juga berencana meningkatkan pendanaan melalui pasar modal di tahun ini untuk mencari alternatif biaya dana murah. BFI ingin, porsi pendanaan dari pasar modal naik menjadi 30%, dibandingkan sebelumnya 20%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News