Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menurunnya daya beli kelas menengah mendorong peningkatan kredit karena konsumen yang biasanya membeli dengan tunai kini memilih menggunakan fasilitas kredit.
Sementara itu potensi peningkatan Non Performing Finance (NPF) juga menjadi kekhawatiran, seiring dengan ketidakpastian ekonomi pasca perubahan kebijakan pemerintah.
Mengenai hal ini, Corporate Communication Head PT BFI Finance Indonesia Tbk Dian Ariffahmi mengatakan, untuk menyiasati kondisi perekonomian yang dinamis, penyaluran pembiayaan perusahaan dilakukan dengan lebih selektif, serta melakukan diversifikasi produk guna menjaga kualitas portofolio kredit.
Dari upaya tersebut, profil risiko BFI Finance dapat terkendali dengan tingkat NPF per Juni 2024 mampu dipertahankan dengan rendah di level bruto 1,47% dan level neto 0,29%, atau menurun 50 basis poin (bps) dibandingkan pada posisi Juni 2023.
Baca Juga: BFI Finance: Turunnya Harga Komoditas Jadi Tantangan Pembiayaan Alat Berat
"Rasio ini masih mengungguli rata-rata industri menurut data NPF per Juni 2024 dari OJK," ujar Dian kepada Kontan, Jumat (13/9).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat profil risiko pembiayaan tetap terjaga, yang mana NPF net tercatat sebesar 0,87% pada Juni 2024, nilai tersebut naik tipis dari bulan sebelumnya yang mencapai 0,84%.
Sementara NPF gross perusahaan pembiayaan pada Juni 2024 tercatat sebesar 2,80%. Angka itu meningkat tipis jika dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 2,77%.
Selanjutnya: BPS: Surplus Neraca Perdagangan Agustus 2024 Capai US$ 2,90 Miliar
Menarik Dibaca: Fasilitas KTA dari Bank OCBC, Bunga Mulai dari 0,98% hingga 1,19%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News