CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.895   -102,00   -0,65%
  • IDX 7.262   -46,38   -0,63%
  • KOMPAS100 1.110   -7,48   -0,67%
  • LQ45 881   -5,76   -0,65%
  • ISSI 220   -1,24   -0,56%
  • IDX30 451   -3,25   -0,72%
  • IDXHIDIV20 542   -4,17   -0,76%
  • IDX80 127   -0,90   -0,71%
  • IDXV30 136   -1,55   -1,13%
  • IDXQ30 150   -1,11   -0,73%

BI akan kawal pelemahan rupiah


Kamis, 28 November 2013 / 22:41 WIB
BI akan kawal pelemahan rupiah
ILUSTRASI. Manfaat Wortel


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Posisi nilai tukar rupiah kian terpuruk. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, saat penutupan rupiah berada di posisi 12.018 per dollar Amerika Serikat (AS).

Bahkan pada transaksi sebelumnya, posisi rupiah sempat menyentuh level 12.020 per dollar AS yang merupakan level terlemah sejak Maret 2009 lalu. Jika ditotal, sepanjang pekan ini, pelemahan rupiah sudah mencapai 2,5%.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Difi A. Johansyah bilang, kondisi melemahnya rupiah ini sama seperti tahun 2009 lalu. Namun menurut Difi, bank sentral tidak mengarahkan pelemahan rupiah ke arah tersebut, karena BI telah melihat sebuah kestabilan nilai tukar pada level 11.500 per dollar AS.

"Di level kemarin (11.500 per dollar AS), sebenarnya sudah terlihat sebuah kestabilan. Ada satu level di mana pasar dua arah sudah jalan. Pasar dua arah itu terjadi saat pihak yang memiliki valas mau untuk melepas valasnya, dalam hal ini adalah eksportir," kata Difi di Gedung BI, Jakarta, Kamis (28/11).

Difi menyebutkan, saat ini tugas utama BI adalah mengembalikan nilai tukar rupiah kepada level yang dianggap sebagai sebuah kestabilan. Dengan begitu, kondisi ini diharapkan mampu memacu likuiditas valas di pasaran.

Lebih lanjut Difi menjelaskan, saat ini fokus utama bank sentral adalah menekan defisit neraca transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) hingga berada di bawah level 2,7%. "Kondisi seperti itu yang diharapkan saat ini. Kalau market (pasar) melihat kebijakan atau policy BI adalah hal yang konkret, maka yakinlah rupiah akan positif," ujar Difi.

Difi menuturkan, menuju akhir tahun di mana prediksi dilakukannya tapering off oleh bank sentral AS The Federal Reserve, membuat pasar menjadi berfluktuasi. Hal ini berimbas pada depresiasi rupiah. Menurutnya, saat ini BI belum melakukan intervensi terhadap rupiah, lantaran pasar masih berjalan dua arah. "Tapi BI tetap akan jaga dan kawal rupiah," ucap Difi.

Dengan begitu, diharapkan pergerakan rupiah terjadi atas permintaan pasar. Hal ini dapat membantu rupiah bergerak sesuai dengan fundamental ekonomi dan bergerak stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×