Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengaku masih memikirkan strategi lanjutan untuk mendorong pemanfaatan aliran dana asing alias capital inflow, utamanya oleh kalangan industri perbankan. Namun, apa bentuk kebijakan konkretnya, BI masih belum mengungkapkan secara rinci. BI sejauh ini masih berkutat menggiring penempatan dana asing di aset rupiah agar bisa bertahan lebih lama. Dengan demikian, bank bisa mengambil manfaat dari sana.
Kepala Biro Humas BI Difi A. Johansyah menuturkan, aliran dana asing yang diperkirakan akan terus deras di waktu ke depan seiring dengan progress pemulihan ekonomi di Amerika Serikat, sejatinya bisa dimanfaatkan oleh kalangan perbankan di tanah air untuk mendapatkan pendanaan valas yang lebih melimpah. Bila ini dilakukan, bank tidak perlu susah mencari utang valas ke mancanegara untuk membiayai ekspansinya. "Itu yang sedang kami dorong," katanya, Senin (22/11).
Sayangnya, Difi belum bisa menjelaskan secara rinci seperti apa konkretnya upaya pendorongan itu. "Sejauh ini ya kami tahan (dana asing) agar tinggal lebih lama di aset rupiah," ujarnya.
Seperti diketahui, utang valas perbankan nasional tercatat melonjak 58,52% per September 2010 lalu. Ini terjadi seiring dengan peningkatan ekspansi perbankan berupa penyaluran kredit valas. Capital inflow yang banyak menyerbu pasar keuangan di negara-negara berkembang membuat suplai valas berlimpah. Walhasil bank pun bisa mendapatkan utang valas dengan bunga rendah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News