kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.596.000   -9.000   -0,35%
  • USD/IDR 16.805   35,00   0,21%
  • IDX 8.644   106,34   1,25%
  • KOMPAS100 1.196   14,99   1,27%
  • LQ45 852   6,61   0,78%
  • ISSI 309   4,03   1,32%
  • IDX30 439   3,37   0,77%
  • IDXHIDIV20 514   3,08   0,60%
  • IDX80 133   1,39   1,06%
  • IDXV30 139   1,20   0,87%
  • IDXQ30 141   0,87   0,62%

BI dorong aset wakaf jadi underlying sukuk


Rabu, 28 Oktober 2015 / 16:57 WIB
BI dorong aset wakaf jadi underlying sukuk


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Havid Vebri

SURABAYA. Bank Indonesia (BI) tengah berupaya untuk memperluas struktur dan model penerbitan sukuk untuk mendorong perkembangan ekonomi syariah.

Salah satunya, BI mendorong aset wakaf digunakan sebagai underlying guna menerbitkan sukuk.

Mirza Adityaswara, Deputi Gubernur Senior BI mengatakan, sektor wakaf merupakan a sleeping giant sektor keuangan sosial syariah di Indonesia. Wakaf, kata Mirza, memiliki potensi dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur hingga fasilitas sosial seperti sekolah, rumah sakit, dan lainnya.

“Indonesia memiliki aset wakaf dalam bentuk tanah dan bangunan dengan nilai yang cukup besar,” ujar Mirza dalam acara Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2015 di Surabaya, Rabu (28/10).

Untuk tanah wakaf yang teregistrasi di Badan Wakaf Indonesia (BWI) saat ini nilainya sekitar Rp 300 triliun. Diluar itu, jumlah tanah wakaf yang belum teregistrasi masih jauh lebih besar.

Perry Warjiyo, Deputi Gubernur BI menambahkan, selama ini banyak aset wakaf yang menganggur dan tidak dipergunakan oleh pengelolanya. Padahal, aset tersebut bisa digunakan untuk mendapatkan pendanaan dengan menerbitkan sukuk.

“Misalnya orang tidak punya dana untuk membangun di atas tanah wakaf itu. Tanah itu bisa dijadikan aset untuk menerbitkan sukuk, yang dananya digunakan untuk mendirikan rumah sakit, dan pendapatan dari rumah sakit bisa untuk membayar cicilan sukuk,” jelas Perry.

Saat ini, pelaku yang dominan di pasar sukuk Indonesia masih ditempati pemerintah dengan variasi Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).

Sampai dengan September 2015, total penerbitan SBSN tercatat Rp 369 triliun dengan total outstanding SBSN sebesar Rp 288,5 triliun yang terdiri dari Rp 256 triliun SBSN yang tradable dan Rp 32 triliun SBSN yang non-tradable. Saat ini, SBSN telah menguasai kurang lebih 12,5% pangsa pasar surat utang negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×