Reporter: Bidara Pink | Editor: Azis Husaini
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menganggap ekonomi digital sebagai masa depan Indonesia. Selain itu, ekonomi digital juga dianggap mampu meningkatkan inklusi keuangan dan inklusi ekonomi.
Inklusi keuangan yang dimaksud adalah bagaimana masyarakat Indonesia yang selama ini belum tersentuh dunia keuangan, akhirnya bisa merasakan hal tersebut.
Baca Juga: IHSG melemah 0,29% ke 6.213 di akhir perdagangan sesi I hari ini
Dari inklusi keuangan, menurut Gubernur BI Perry Warjiyo, Bank Indonesia selama ini telah berkontribusi dalam penyaluran bantuan sosial (bansos). Untuk tahun ini pun, BI menargetkan mampu menjangkau 15,6 juta keluarga melalui elektronifikasi bansos.
"Selain bansos, yang akan kita coba kembangkan lebih jauh adalah moda transportasi juga transaksi keuangan," tambah Perry pada Senin (23/9) di Jakarta.
Sementara inklusi ekonomi berarti, bagaimana ekonomi keuangan digital mampu mengembangkan sektor ekonomi, bahkan termasuk pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang juga penyumbang sektor perekonomian.
Oleh karena itu, BI akan terus mengupayakan pengembangan keuangan digital dan terbuka untuk bekerjasama dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), asosiasi pengembang financial technology (fintech), dan juga masyarakat.
Baca Juga: Simak rekomendasi saham Profindo Sekuritas untuk perdagangan Senin (23/9)
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) Niki Santo Luhur mengaku mengapresiasi dukungan BI. Untuk selanjutnya, Niki mengaku masih berharap untuk terus mendapatkan dukungan dari sisi kebijakan oleh pemerintah.
"Selain itu, kami juga berharap agar industri dapat menerapkan sistem ekonomi digital ini dengan baik," tambah Niki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News