CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

BI: Ekonomi Indonesia rentan goncangan eksternal


Senin, 09 Juni 2014 / 11:18 WIB
BI: Ekonomi Indonesia rentan goncangan eksternal
ILUSTRASI. AirAsia hari ini (1 Agustus 2019) dengan sukses meresmikan penerbangan perdana rute Bali - Labuan Bajo dengan tingkat keterisian penumpang 100%.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai, Indonesia bukanlah negara yang memiliki kontribusi besar dari sisi ekonomi terhadap perkembangan ekonomi dunia. Karena itu, gejolak ekonomi global akan mempengaruhi ekonomi domestik.

Menurut Mirza, gejolak ekonomi eksternal pasti mempengaruhi ekonomi domestik, meski Indonesia memiliki ketahanan ekonomi yang baik.  "Makro ekonomi yang tidak sehat tentu akan ada guncangan di sektor bank, non bank dan juga pasar keuangan di Indonesia," kata Mirza saat menjalani uji kepatutan dan kelayakan atau fit and proper test, di Komisi XI, Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/6).

Unsur eksternal seperti krisis keuangan yang terjadi di zona negara-negara Eropa bisa menggoyahkan ekonomi Indonesia. Hal ini juga terlihat ketika bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve menyatakan untuk mengurangi stimulus fiskal alias tapering off.

"Meski makro ekonomi Indonesia sehat, tetapi jika ada masalah di luar negeri, maka akan terpengaruh. Ini terjadi karena Indonesia merupakan bagian dari keuangan global," jelasnya.

Atas dasar itu, menurut Mirza, Indonesia membutuhkan regulator yang mumpuni, baik dari sisi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) maupun dari sisi Bank Indonesia (BI). Regulator yang baik akan menciptakan ketahanan pasar keuangan yang kuat, baik di sektor perbankan ataupun sektor non bank.

"Indonesia butuh lembaga keuangan yang sehat, yang diharapkan dapat tercapai dengan regulator yang baik dan prudent, tentu dari OJK ataupun BI ataupun dari regulator lain," ujar Mirza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×