kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

BI ingin mengelola hot money


Kamis, 10 Februari 2011 / 14:31 WIB
BI ingin mengelola hot money
ILUSTRASI. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan


Reporter: Irma Yani | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Bank Indoneisa (BI) akhirnya mengambil kebijakan untuk tak menerbitkan lagi Sertifikat Bank Indonesia (SBI) bertenor jangka pendek atau kurang dari sembilan bulan. Alasannya, untuk mengelola dana asing alias hot money. Ini sekaligus untuk mencegak dana asing keluar.

Asal tahu saja, BI mempunyai berbagai jenis SBI tergantung tenornya. Dulu, ada SBI tenor satu bulan, 3 bulan, enam bulan, sembilan bulan, dan satu tahun. Awalnya, BI tidak melelang SBI satu bulan pada tahun lalu.

Kini mulai tahun ini, SBI tiga dan enam bulan sudah tidak dijual lagi. "Ini sebagai upaya kanalisasi hot money," terang Kepala Biro Humas BI, Diffi A. Johansyah, Kamis (10/2).

Ia memaparkan, kanalisasi yang dimaksud adalah memecah derasnya aliran modal asing yang masuk atau capital flows menjadi aliran aliran-aliran kecil. “Untuk ini dibutuhkan outlet untuk menampung aliran-aliran tersebut,” tandasnya.

Outlet-outlet yang ada untuk dana portfolio tersebut, lanjutnya, ialah sebagian besar masuk ke SUN, pasar saham dan pasar sekunder SBI. Dalam ketiga outlet ini aliran dana portfolio ini saling mensubstitusi tergantung alokasi portfolio dan return (yield) yang diharapkan. Ketiga outlet ini menyediakan supply instrumen yang dibutuhkan oleh investor yang hampir semuanya berjangka panjang dan dapat diperdagangkan di pasar sekunder yang juga likuid.

Selama antar ketiga outlet ini saling substitusi (switching), maka tekanan terhadap nilai tukar akan berkurang. Hal ini lantaran transaksi adalah antar rupiah menurun. “Tekanan baru terjadi kalau investor meninggalkan ketiga outlet tersebut dan konversi ke dolar dari rupiah,” tegasnya.

Namun sebelum terjadi tekanan ke dolar, Bi bakal dapat melihatnya melalui akumulasi dan posisi dana asing di rekening vostro bank. Itu pada pos kewajiban jangka pendek bank terhadap asing yang tidak ada underlying-nya. “Vostro menggambarkan dana asing yang "idle" di bank untuk menunggu ditempatkan di pasar uang dan modal. Disinilah letak fungsi pemantauan dan regulasi rekening vostro oleh BI dalam kaitan kanalisasi hot money,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×