Reporter: Nina Dwiantika |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengklaim rasio kecukupan modal industri perbankan tanah air masih lebih tinggi dibanding negara lain yang masih satu kawasan seperti Malaysia, Singapura dan Filipina. Capital adequacy ratio (CAR) rata-rata perbankan Indonesia saat ini mencapai 16,7%.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Muliaman Darmansyah Hadad, tak bosan mengimbau industri perbankan terus menggenjot modal minimum yaitu Rp 100 miliar untuk meningkatkan ekspansi pertumbuhan bisnis bank.
"Hari ini cukup baik, tapi untuk jangka panjang masih harus diperkuat agar bisa menunjang ekspansi bisnis bank," kata Muliaman, usai konferensi pers BI-OECD Reginal Asian Seminar On Financial Literacy : Toward A National Strategy On Financial Education, Senin (27/6).
Tapi, ada modal perbankan yang masih di bawah kata ideal. Saat ini, rata-rata modal Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebesar 12%. Direktur Utama Bank Riau Kepri, Erzon, mengungkapkan CAR ideal untuk BPD sejatinya ada di level 15% agar dapat menampung daya risiko yang terjadi bisa terjadi di perbankan. "Saat ini rasio kecukupan modal di Bank Riau Kepri sebesar 24% pada Mei 2011," kata Erzon.
Menurutnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan BPD untuk menambah. Misalnya melalui laba ditahan dengan tidak membagikan dividen, menerbitkan obligasi subordinasi dan melakukan initial public offering (IPO).
Sementara itu, Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono menyatakan, untuk menambahkan modal bank yang berpusat di Ibukota ini, pihaknya akan melakukan IPO pada akhir 2011 mendatang. Adapun, BPD DKI ini memiliki CAR sebesar 14,58% sampai Juni ini dengan pertumbuhan kredit hingga 33% atau mencapai Rp 11, 7 triliun sampai akhir 2011. "Kami membutuhkan modal sebesar Rp 800 miliar sampai akhir 2013," ungkap Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News