Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Transaksi ekonomi dan keuangan digital terus naik meski inflasi dan resesi global mengintai. Gubernur BI Perry Warjiyo menyatakan, hal tersebut ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital banking.
Perry menyebut, nilai transaksi digital banking pada kuartal III-2022 naik 29,47% year on year (YoY). Dia memproyeksikan transaksi digital banking untuk keseluruhan tahun 2022 meningkat 30,19% hingga mencapai Rp 53.144 triliun,” papar Perry.
Sejalan, nilai transaksi uang elektronik (UE) pada kuartal III-2022 tumbuh 35,79% YoY, dan untuk keseluruhan tahun 2022 diproyeksikan meningkat 32,27% hingga mencapai Rp 404 triliun.
Perry menyatakan guna mendorong inovasi sistem pembayaran, Bank Indonesia terus melakukan persiapan implementasi QRIS Tarik Transfer Setor (TTS) pasca piloting serta terus melanjutkan perluasan QRIS antarnegara.
Baca Juga: BNI Gandeng American Express untuk Tingkatkan Transaksi Kartu Kredit
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus memacu layanan digital bagi nasabah ritel maupun wholesale. SVP Transaction Banking Retail Sales Bank Mandiri Thomas Wahyudi menyatakan transaksi digital banking terus meningkat.
“Layanan Livin’ by Mandiri untuk segmen ritel sudah diunduh 18,4 juta, dengan 90% merupakan nasabah aktif. Sedangkan transaksinya mencapai Rp 1.700 triliun sampai September 2022,” ujar Thomas pekan lalu.
Ia menyatakan transaksi paling banyak datang dari transaksi terkait pembayaran khususnya pembayaran termasuk tagihan hingga isi ulang saldo dompet digital. Ia berharap transaksi Livin’ bisa mendekati hingga Rp 2.500 triliun dengan semakin meningkatnya transaksi masyarakat di penghujung tahun.
“Kami tidak terlalu khawatir dengan isu resesi global, karena perekonomian Indonesia sebagian besar dari konsumsi domestik, selama konsumsi itu berjalan, maka transaksi akan terus berjalan. Kemudian, penggunaan uang tunai masih besar, sehingga peluang untuk transaksi digital masih terbuka besar,” papar Thomas.
Bank Mandiri melakukan inovasi dengan merilis Kopra Mobile App bagi nasabah wholesale. Direktur Treasury & International Banking Bank Mandiri Panji Irawan menjelaskan produk digital ini merupakan versi aplikasi dari wholesale digital platform Kopra by Mandiri yang memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi keuangan perusahaan dan melakukan persetujuan transaksi melalui satu genggaman.
Ia bilang aplikasi telah dilengkapi dengan beragam fitur yang dapat memudahkan nasabah khususnya pelaku usaha dan korporasi (wholesale) untuk melakukan bermacam transaksi dengan lebih cepat, aman dan andal. Antara lain, fitur pengecekan informasi keuangan seperti melihat ringkasan jumlah rekening dan saldo dari seluruh rekening yang dimiliki nasabah dan dapat di filter berdasarkan kepemilikan rekening tersebut.
Tak hanya itu, nasabah wholesale juga dapat melihat jumlah saldo nasabah pada rekening-rekening di bank lain yang telah didaftarkan melalui Kopra Cash Management , melihat ringkasan riwayat transaksi bulanan, mingguan atau harian. Hingga melihat informasi limit non-cash loan trade dan value chain yang mencakup limit plafon, available limit, pending limit dan usage limit di dalam satu aplikasi.
layanan perbankan digital Kopra by Mandiri memiliki peran besar terhadap pertumbuhan transaksi wholesale Bank Mandiri secara keseluruhan. Tercatat, jumlah transaksi wholesale Bank Mandiri hingga Agustus 2022 tumbuh lebih dari 80% secara tahunan menjadi lebih dari 560 juta transaksi dengan nilai transaksi lebih dari Rp 11 ribu triliun.
Baca Juga: Dana Pemda yang Mengendap di Bank Kembali Meningkat
Adapun PT Bank Central Asia Tbk mencatatkan transaksi mobile banking mengalami kenaikan 39,1% YoY dari Rp 2.850 triliun menjadi Rp 3.966 triliun hingga September 2022. Sedangkan transaksi internet banking naik 19,1% dari Rp 10.834 triliun menjadi Rp 12.902 triliun di sembilan bulan pertama 2022.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menyatakan sehubungan dengan pengembangan myBCA yang dipersiapkan menjadi aplikasi pelayanan terintegrasi di masa depan, BCA telah menambahkan layanan wealth management melalui fitur WELMA untuk transaksi produk investasi reksa dana dan obligasi pasar sekunder. Selain itu, fitur baru bernama “Bayar dan Isi Ulang” diperkenalkan pada aplikasi myBCA.
Fitur ini diharapkan dapat memudahkan nasabah untuk membayar berbagai macam tagihan kebutuhan sehari-hari, seperti paket data, BPJS Kesehatan, pinjaman, asuransi, internet, hingga tagihan air.
“Kami konsisten mengusung konsep hybrid banking dalam melayani basis nasabah yang terus bertumbuh, baik di ekosistem online maupun offline. Sementara itu, kami terus mencermati situasi perekonomian global dan domestik, terutama terkait tren kenaikan suku bunga acuan dan inflasi. Kami berkomitmen menjaga pertumbuhan kredit yang berkualitas, sekaligus melangkah secara prudent ke depan,” kata Jahja Setiaatmadja.
Adapun transaksi BI Fast BCA mengalami pertumbuhan 4,2 kali lipat secara kuartalan. Sedangkan transaksi melalui platform OneKlik naik 3,2 kali dalam dua tahun dan secara nilai transaksi tumbuh 2,5 kali. Tak sampai di situ, dana kelolaan produk wealth management melalui aplikasi WALA naik 58% YoY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News