kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BI pantau kenaikan suku bunga perbankan


Jumat, 14 Juni 2013 / 16:48 WIB
BI pantau kenaikan suku bunga perbankan
ILUSTRASI. Minyak goreng Mitra yang disalurkan Sinar Mas Agribusiness and Food dengan harga terjangkau.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) baru saja membuat keputusan untuk menaikkan BI rate sejumlah 25 basis poin menjadi 6%. Ini tentunya akan membuat dampak terhadap suku bunga perbankan. Pihak bank sentral ini menyatakan akan melakukan pemantauan terhadap bank-bank yang menaikkan suku bunganya.

"Kami akan melihat reaksi perbankan. Kami masih memantau," sebut Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah, kepada wartawan, Jumat, (14/6).

Untuk persoalan likuiditas, Halim merasa perbankan Indonesia masih memiliki kecukupan dana. Hanya saja, karena di beberapa bank nilai pengucuran kredit tumbuh lebih cepat dibanding Dana Pihak Ketiga (DPK), beberapa bank pasti akan melakukan penyesuaian.

Pertama, beberapa bank kemungkinan memberi reaksi dengan menaikkan suku bunga kreditnya. Ini karena bank-bank akan mengalami tekanan pada biaya dana atau cost of fund. Maka, menaikkan suku bunga kredit dapat menjadi jawaban bagi kenaikan BI rate.

Kedua, bisa juga ada bank-bank tidak akan menaikkan suku bunga kredit. Lalu untuk mendapatkan sumber dana yang lebih banyak, bank tersebut tentunya akan menaikkan suku bunga deposito.

Ketiga, Halim melihat bahwa akan terdapat juga beberapa bank yang tidak melakukan 2 hal tersebut. Namun, mereka rela mengurangi margin untuk mempertahankan pangsa pasarnya.

Ekonom menilai, sebaiknya perbankan tak ikut menaikkan suku bunga kredit karena kenaikan BI rate ini. "Lebih baik suku bunga kredit ditahan," sebut Ekonom Universitas Gadjah Mada, Tony Prasetiantono, kepada KONTAN, kemarin malam.

Ia beralasan, tahun ini BI telah memproyeksikan kredit perbankan tumbuh di kisaran 21,7%-23,6%. Ini bahkan sudah turun dari proyeksi sebelumnya, yakni 22,5-24,3%, sehubungan dengan revisi ke bawah pertumbuhan ekonomi. Maka dari itu, sebaiknya perbankan tetap berpegang pada target ekspansi kredit mereka.

Padahal, dengan tidak menaikkan suku bunga kredit, keuntungan bank akan berkurang. Tony menilai, margin tergerus karena hal ini seharusnya tidak menjadi masalah.

Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) pun menyadari bahwa kenaikan BI rate dapat meningkatkan biaya dana perbankan. Namun ini akan membuat bank menjadi lebih hati-hati dalam penyaluran kredit.

"Dalam jangka menengah, perekonomian akan makin baik. Maka perbankan bisa lebih tumbuh sehat ke depannya," sebut Destry.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×