Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo mengatakan, investor pasar keuangan pada saat ini lebih perhatian terhadap situasi politik dalam negeri, ketimbang kekhawatiran akan kenaikan The Fed Fund Rate, serta defisit neraca berjalan dan neraca pembayaran.
Alasannya, kenaikan suku bunga The Fed relatif jauh lebih bisa diprediksi, yakni paska forum Jackson Hole, daripada respon akibat keputusan Mahkamah Konsitusi terkait sengketa hasil Pilpres.
"Kita perlu betul-betul mempersiapkan diri karena dulu keputusan-keputusan Amerika Serikat seperti quantitative easing dan lainnya itu keluar pada saat forum ini (Jackson Hole)," kata Agus, ditemui di Gedung Parlemen sebelum rapat Badan Anggaran, Kamis (21/8).
Sebelumnya, sebut Agus, investor mengkhawatirkan current account deficit dan balance of payment Indonesia. Namun, saat ini justru sudah berkurang.
Hingga akhir tahun ini, BI memproyeksikan current account deficit (CAD) lebih baik dari tahun lalu. Agus yakin CAD bisa di bawah 3,3% dari Produk Domestik Bruto. "Dan sekarang tentu keputusan MK (Mahkamah Konstitusi) menjadi perhatian dari pasar. Yang sekarang memang jadi perhatian adalah keputusan KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang sudah memenangkan satu capres dengan suara terbanyak itu apakah akan ada dampaknya oleh keputusan MK?" lanjut Agus.
Dia menambahkan, perekonomian global juga telah direvisi membaik menjadi 3,4 persen, dan 3,8 persen pada 2015 mendatang. Seiring dengan perbaikan ekonomi global, Agus yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia pun akan menjadi lebih baik. Dengan demikian, kata Agus, market lebih menunggu apa keputusan MK, dibanding sentimen global dan defisit neraca berjalan serta neraca pembayaran. "Selebihnya semua dalam kondisi baik saja," ujar Agus. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News