Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Rupiah masih terus loyo menembus Rp 9.800. Namun, Bank Indonesia (BI) masih tampak tenang. BI mengatakan pelemahan rupiah belum memberi tekanan terhadap inflasi.
"Sampai sekarang sih belum, bergantung seberapa lama kondisi di luar nanti," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hartadi A. Sarwono. Ia mengatakan, jika perekonomian global cepat pulih, maka pelemahan rupiah tak akan memberi tekanan inflasi permanen terhadap Indonesia
Sebab, pelemahan rupiah ni merupakan pengaruh dari ketidakpastian perekonomian global. Walau persoalan fiscal cliff sudah lewat, tapi belum diketahui implementasinya seperti apa. "Amerika Serikat juga masih ada perombakan kabinet. Mudah-mudahan cepat kita dengar komentar Menteri Keuangan yang baru," ujarnya. Hartadi mengatakan bahwa itulah yang ditunggu pasar terkait dengan kebijakan yang akan diambil pemerintah AS.
Ia mengakui, tadinya BI memperkirakan rupiah bakal kembali menguat awal tahun 2013. "Tapi tidak tahu mengapa ekspektasi pasar masih seperti ini," ungkapnya. Hartadi pun menyebut pihaknya tidak tahu seberapa lama rupiah akan melemah, yang jelas BI akan tetap melakukan intervensi.
"Kita akan terus masuk pasar supaya depresiasinya bisa terjaga. Kalau depresiasinya terlalu besar seperti saat ini, maka kita masuk ke pasarnya besar juga," ungkapnya.
Hartadi menyebut jika rupiah melemah terlalu lama dan berdampak pada inflasi, BI akan mengambil kebijakan lain. Sampai hari ini, BI masih mempertahankan BI rate di posisi 5,75 %.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News