kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BI : Penerapan SBDK masih harus dibenahi


Senin, 12 Maret 2012 / 13:52 WIB
BI : Penerapan SBDK masih harus dibenahi
ILUSTRASI. Pilihan harga mobil bekas dari Rp 50 jutaan, bawa pulang Suzuki Karimun Estilo


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Berdasarkan rencana bisnis bank (RBB) tahun 2012 yang sudah disampaikan dan analisis Bank Indonesia terhadap RBB tersebut, Bank Indonesia (BI) menilai masih banyak hal yang perlu dibenahi oleh perbankan terkait penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK).

"Berdasarkan RBB kami sudah membuat persetujuan-persetujuan dan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan bank-bank. Sebetulnya, BI lebih banyak fokus pada 15 bank terbesar," terang Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Senin (12/3).

Ia menambahkan, untuk terus mendorong penurunan tingkat suku bunga kredit, BI juga berupaya supaya tingkat suku bunga deposito juga menurun. Harapan BI ini mendapat dukungan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Seperti diketahui, pekan lalu LPS menurunkan bunga penjaminan simpanan sebesar 50 bps menjadi 5,5%.

"Itu sendiri sudah suatu langkah maju. Apalagi kalau dibandingkan dengan beberapa negara di sekitar, tingkat deposito di kita lebih mahal. Padahal seharusnya surat-surat berharga lebih mahal biayanya karena resikonya lebih tinggi. Kalau deposito kan hampir-hampir tidak ada risikonya," papar Darmin.

Posisi LPS rate yang sudah di bawah BI rate, menurut Darmin menunjukkan adanya komunikasi antara LPS dan BI. Terutama, mengenai penetapan bunga pasar yang menjadi acuan bunga penjaminan. Saat ini bunga pasar sudah cenderung mendekati suku bunga Fasilitas Simpanan BI (FASBI).

"Kalau melihat yield curve dari SBN, memang situasi sekarang yield jangka pendek dan panjang bedanya agak banyak. Itu karena banyak capital inflow yang ada di sini. Kalau diperhitungkan, bisa diketahui berapa kira-kira tingkat bunga pasarnya seyogyanya. Baik LPS, Kementerian Keuangan, dan BI sudah mulai satu pandangan mengenai bunga pasar. Itu akan banyak membantu mendorong tingkat bunga kredit pelan-pelan turun, kemudian intermediasinya berjalan dengan baik," urai Darmin.


Ia melanjutkan, agar tekanan terhadap suku bunga deposito semakin besar, perlu pula ada kesepahamam referensi yang dipakai untuk memberikan bunga deposito. Darmin menilai selama ini di industri perbankan dalam negeri belum berjalan time value of money. Khususnya, menyangkut pengaruh waktu terhadap tingkat bunga. Menurut Darmin, tingkat bunga deposito sebulan mungkin hampir sama dengan tingkat deposito setahun. Padahal harusnya tidak.

"Ini masih perlu proses, kita masih perlu komunikasi dengan masyarakat. Harus menyampaikan pemikiran dan ide. Katakanlah, sekarang tingkat bunga penjaminan 5,5% itu untuk yang setahun kah? Yang sebulan ah atau tiga tahun kah? Kita belum tahu kan? Ini semua perlu waktu. Seharusnya satu bulan dan setahun itu bedanya banyak apalagi dengan tiga tahun," jelas Darmin.

Proses menuju deposito yang lebih rendah itu tidak bisa seketika. Banyak elemen yang harus diyakinkan. Mulai dari masyarakat, industri perbankan, sampai pemilik dana yang besar yang selama ini sudah menikmati begitu lama bunga deposito jauh di atas inflasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×