kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

BI Rate Naik, Suku Bunga Perusahaan Multifinance Ikut Menanjak


Jumat, 12 September 2008 / 19:27 WIB


Reporter: Arthur Gideon | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI rate terus mengalami kenaikan selama lima bulan ini. Kenaikan BI rate itu pun mulai disambut juga dengan kenaikan suku bunga di perusahaan pembiayaan alias multifinance. Di perusahaan-perusahaan pembiayaan ini kenaikan suku bunga berkisar antara 1% hingga 2%.

Direktur Keuangan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Hafid Hadeli mengatakan, pada periode Juni hingga Juli, Adira telah menaikkan suku bunganya sekitar 1% hingga 2%. “Hingga akhir tahun nanti kami akan menaikkan lagi dengan kisaran yang sama,” ungkapnya hari ini (12/9).

Kenaikan ini membuat bunga efektif di Adira yang saat ini di kisaran 28%-30% bisa bertambah sekitar 1%-2% lagi. Tapi, Hafid menegaskan, kenaikan tersebut akan dilakukan secara bertahap. Selain itu, kenaikannya juga tidak akan dilakukan secara serempak di semua kota di Indonesia. “Nantinya, setiap daerah akan menaikkan bunga sesuai permintaan akan kreditnya,” jelas Hafid.

Senasib dengan Adira, PT Astra Credit Companies (ACC) juga telah menaikkan suku bunganya. Presiden Direktur ACC  Benny Tjoeng mengatakan, selama tiga bulan ini anak usaha PT Astra International Tbk ini telah menaikkan suku bunganya sebesar 1,5%-2%. “Setelah Lebaran nanti, kami mungkin akan melakukan penyesuaian lagi,” tutur Benny. Benny bilang, besaran penyesuaian tersebut dipastikan tidak bakal melebihi 1%.

Hal serupa juga dilakukan PT BCA Finance. Bahkan, dalam lima bulan terakhir, BCA Finance sudah menaikkan bunga sebanyak tiga kali. “Kami menaikkan bunga sebesar 0,25% untuk setiap kali kenaikan,” kata Presiden Direktur PT BCA Finance Roni Haslim. Rencananya, pada 26 September ini, BCA Finance akan menaikkan lagi bunganya sebesar 0,25%.

Permasalahannya ada di likuiditas

Ternyata, kenaikan BI rate bukan merupakan satu-satunya faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan bunga di perusahaan multifinance. Benny berpendapat, ada faktor lain yang juga sangat berpengaruh pada kenaikan bunga tersebut. “Sebenarnya yang membuat kenaikan bunga di multifnance adalah masalah likuiditas yang saat ini mendera perbankan. Karena seretnya likuiditas, beberapa bank yang memberikan pendanaan di multifinance memberikan  bunga 1% hingga 2% lebih tinggi dari sebelumnya,” papar Benny panjang lebar.

Sementara itu, Roni pun punya pandangan lain. Rony mengatakan, adanya permintaan yang lebih tinggi dari biasanya oleh pihak bank menyebabkan cost of fund multifinance pun ikut-ikutan naik. Untuk menutup itu, bunga yang dibebankan kepada nasabah pun juga harus dinaikkan. “Tetapi tidak semuanya dibebankan kepada nasabah. Saat ini, BCA Finance juga melakukan efisiensi ke dalam sehingga nasabah tidak terlalu terbebani,” ujar Roni.

Yang perlu dicatat, meski ada kenaikan bunga, namun hal itu tidak mempengaruhi pendapatan para perusahaan multifinance. Menurut Hafid, hingga saat ini, jumlah permintaan kredit tidak berkurang jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya. Sampai akhir Agustus kemarin, Adira telah memberikan pembiayaan lebih dari Rp 9 triliun.

Senada dengan Hafid, Benny juga mengungkapkan adanya kenaikan bunga tidak menyurutkan angka permintaan pembiayaan. Meski demikian, Benny tak memungkiri, jika bunga terus merangkak naik, bukan tidak mungkin permintaan akan turun. Dus, hal itu akan berpengaruh terhadap pendapatan multifinance. Dari awal tahun hingga saat ini ACC telah menyalurkan pembiayaan lebih dari Rp 9,3 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×