kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.430.000   -10.000   -0,69%
  • USD/IDR 15.243   97,00   0,63%
  • IDX 7.905   76,26   0,97%
  • KOMPAS100 1.208   12,11   1,01%
  • LQ45 980   9,43   0,97%
  • ISSI 230   1,69   0,74%
  • IDX30 500   4,71   0,95%
  • IDXHIDIV20 602   4,65   0,78%
  • IDX80 137   1,32   0,97%
  • IDXV30 141   0,53   0,38%
  • IDXQ30 167   1,08   0,65%

BI Rate Turun, Perbankan Optimistis Permintaan Kredit UMKM Meningkat


Kamis, 19 September 2024 / 17:49 WIB
BI Rate Turun, Perbankan Optimistis Permintaan Kredit UMKM Meningkat
ILUSTRASI. Karyawan menghitung uang rupiah di Bank Mandiri, Jakarta, Kamis.(25/7/2024). Sejumlah perbankan optimis dengan turunnya suku bunga acuan dapat mendorong permintaan pada kredit UMKM.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perbankan optimistis, dengan turunnya suku bunga acuan BI-Rate ke level 6% bakal berdampak positif pada kondisi penyaluran kredit perbankan tak terkecuali segmen usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). 

Seperti diketahui, penyaluran kredit perbankan ke segmen UMKM tengah melesu dalam beberapa waktu terakhir.Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) total penyaluran kredit ke segmen UMKM pada Juli 2024 mencapai Rp 1.375,5 triliun atau tumbuh sebesar 5,1% secara tahunan atau year on year (yoy). 

Besaran tersebut lebih kecil dibandingkan dengan capaian kredit UMKM pada Juni 2024 yang tumbuh 5,6% senilai Rp 1.376,6 triliun.

Baca Juga: BI Beberkan 5 Alasan Mengapa BI Rate Dipangkas Lebih Awal dari The Fed

PT Bank Sahabat Sampoerna juga mengakui, hingga Juni lalu pertumbuhan kredit UMKM jauh tertinggal dibandingkan dengan pertumbuhan kredit non-UMKM. 

Penyaluran Kredit ke UMKM pada Juni lalu senilai Rp 8,1 triliun. Dari nilai kredit UMKM itu, sebesar Rp 5,1 triliun atau 63% disalurkan secara langsung oleh Bank Sampoerna, sementara 37% sisanya atau Rp 3,0 triliun disalurkan melalui kerja sama dengan mitra strategis. 

Henky Suryaputra, Direktur Bisnis dan Perencanaan Bisnis, Bank Sahabat Sampoerna menyampaikan, dengan berjalannya waktu dan didukung penurunan suku bunga acuan ini, ia meyakini pertumbuhan kredit UMKM akan meningkat hingga akhir tahun. 

Sejalan dengan itu, ia juga meyakini kualitas kredit akan terus menurun hingga akhir tahun. 

"Meski sepertinya belum mencapai tingkat pertumbuhan yang sama dengan yang dicapai kredit non-UMKM tapi penurunan suku bunga acuan ini saya kira akan meningkatkan penyaluran kredit ke segmen UMKM," kata Henky kepada kontan.co.id, Kamis (19/9).

Baca Juga: NPL BPR Kian Melonjak, Ini Beberapa Penyebabnya

Menurutnya, yang penting dari penurunan suku bunga adalah ekspektasi akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang tentunya akan menguntungkan bagi pengusaha UMKM. Dengan harapan kondisi ekonomi semakin membaik, pihaknya pun optimis total kredit secara tahunan tumbuh double digit di semester kedua tahun 2024 ini. 

Henky menjelaskan, kualitas kredit tentunya ditentukan sejak kredit diberikan. Untuk itu pihaknya akan tetap berhati-hati dalam penyaluran kredit dan merancang produk kredit yang sesuai dengan karakteristik nasabah perseroan.

"Selain itu hal penting lain bagi kami untuk dapat menjaga kualitas kredit adalah dengan menjaga hubungan baik dengan nasabah. Dengan komunikasi yang baik, dapat dicarikan solusi untuk permasalahan yang mungkin dihadapi nasabah," tandasnya.

Baca Juga: Bos BRI Beberkan Berbagai Pencapaian Tiga Tahun Holding Ultra Mikro BRI

Senada, Direktur kepatuhan OK Bank Efdinal Alamsyah juga optimis dengan turunnya bunga acuan dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit, termasuk untuk UMKM.

"Ketika suku bunga turun, biaya pinjaman menjadi lebih rendah, sehingga lebih banyak pelaku UMKM yang tertarik untuk meminjam. Ini bisa membantu mereka dalam memperluas usaha, membeli bahan baku, atau meningkatkan modal kerja," katanya.

Sampai dengan bulan Agustus 2024, kredit UMKM yang disalurkan OK Bank mengalami penurunan 3% apabila dibandingkan dengan akhir tahun 2023. Akan tetapi kata Efdinal pada bulan September secara bulanan sudah mengalami kenaikan hampir 3%.

Baca Juga: OJK Beberkan Tantangan BPR/BPRS ke Depan Semakin Berat

Kredit macet untuk segmen UMKM juga disebut Efdinal relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan segmen lain, misalnya segmen korporasi.

Efdinal menyebut, pihaknya sudah merevisi target UMKM pada tahun ini, dengan kenaikan lebih kurang 10% apabila dibandingkan dengan tahun 2023. "Semula kami hanya menargetkan kenaikan kredit UMKM sebesar 1% saja," ujarnya.

Efdinal pun menerangkan, dalam menjaga kualitas kredit sambil mendorong pertumbuhan penyaluran kredit, dilakukan dengan analisis risiko yang lebih mendalam dan komprehensif untuk menilai risiko peminjam. 

Selain itu, melakukan diversifikasi portofolio dengan tidak bergantung  pada satu sektor atau jenis usaha. Melakukan pengawasan dan monitoring secara rutin terhadap kinerja pinjaman yang disalurkan untuk membantu mendeteksi jika terjadi masalah sejak dini sehingga dicarikan solusi sebelum masalah menjadi lebih besar.

Baca Juga: Maybank Umumkan Investasi Strategis di Grup Modalku

Terakhir dengan menerapkan kebijakan penyaluran kredit yang selektif dalam penyaluran kredit, mengutamakan peminjam dengan rekam jejak yang baik atau potensi yang jelas, sambil tetap membuka akses bagi UMKM yang berpotensi.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×