Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan kredit perbankan masih terkoreksi, di tengah perlambatan ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang menghantam industri sejak tahun lalu. Data Bank Indonesia (BI) per Januari 2021 menunjukkan kredit melambat ke level -1,92% secara year on year (yoy).
Perlambatan itu melanjutkan kontraksi di akhir 2020 sebesar -2,41% yoy. Melihat kondisi itu, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan BI merevisi pertumbuhan kredit pada tahun 2021 dari semula di kisaran 7%-9% menjadi 5%-7%.
"Sehubungan dengan itu, berbagai langkah terus diperkuat dengan sinergi kebijakan KSSK, perbankan, dan dunia usaha untuk menjaga optimisme dan mengatasi permasalahan sisi permintaan dan penawaran," terang Perry belum lama ini.
Proyeksi itu sejatinya sedikit lebih pesimistis dibandingkan rencana bisnis bank (RBB) yang telah disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menurut Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso bila merujuk pada RBB di 2021, bank menarget kredit secara rata-rata bisa tumbuh 7,13% yoy.
OJK sebelumnya juga memproyeksikan kredit masih mampu tumbuh 7,5% plus minus 1%. Optimisme itu lahir dari masih meningkatnya kredit di beberapa bank pada tahun 2020 lalu. Misalnya saja, Bank BUMN menurut catatan OJK masih tumbuh 0,63% yoy, kemudian disusul Bank Pembangunan Daerah (BPD) yang tumbuh 5,22% dan bank syariah yang meningkat 9,5%.
Baca Juga: LPS pangkas bunga penjaminan 25 bps menjadi 4,25%
Beberapa bank yang dihubungi Kontan.co.id masih memegang asumsi RBB sebelumnya. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya optimis kredit masih mampu tumbuh antara 6% hingga 7%.
Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto menjelaskan, pihaknya akan fokus menyalurkan kredit ke segmen UMKM di tahun ini.
"Segmen korporasi tidak kami tinggalkan, namun pertumbuhannya tidak akan setinggi kredit kepada UMKM," katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (24/2).
Ada beberapa sektor unggulan yang akan menjadi incaran BRI dalam mendorong kredit. Antara lain sektor pangan dan pertanian beserta turunannya, alat kesehatan hingga obat-obatan alias farmasi.
Nah, khusus untuk segmen kredit korporasi Bank BRI akan menyasar proyek infrastruktur strategis nasional dan juga yang memiliki rantai pasok terhadap pertumbuhan bisnsi perseroan.
Optimisme kredit BRI juga disebabkan oleh masih besarnya potensi segmen UMKM di Tanah Air. Menurut catatan perseroan, saat ini setidaknya terdapat 57 juta pelaku UMKM di Indonesia, dari jumlah itu sebanyak 30 juta belum mendapatkan akses pendanaan yang formal.
"BRI akan menyiapkan ticket size kredit yang lebih kecil untuk segmen ultra mikro," ungkapnya.
Sekadar informasi, tahun lalu bank nomor wahid ini mencatatkan kredit masih tumbuh 2,5% secara yoy menjadi Rp 880,67 miliar. Penopangnya jelas disumbang dari kredit mikro yang tumbuh 14,2% yoy menjadi Rp 351,3 triliun.