kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya BI-Fast Kemungkinan Akan Turun, Begini Tanggapan BTN


Selasa, 19 Juli 2022 / 14:39 WIB
Biaya BI-Fast Kemungkinan Akan Turun, Begini Tanggapan BTN
ILUSTRASI. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN)


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membuka kemungkinan untuk menurunkan biaya transfer BI-Fast dari saat ini sebesar Rp 2.500 sehingga lebih murah lagi sejalan dengan peningkatan transaksinya yang semakin tinggi.

Penurunan biaya BI-Fast itu bakal akan semakin menurunkan pendapatan fee based income bank peserta BI-Fast. Dengan tarif saat ini sebesar maksimal Rp 2.500, Bank Indonesia membebankan biaya kepada peserta BI FAST sebesar Rp 19, sedangkan sisanya Rp 2.481 akan menjadi pendapatan bank sebagai issuer/pengirim.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) salah satu yang menyebutkan bahwa penurunan biaya itu akan semakin mengurangi pendapatan perseroan dari fee layanan transfer antar bank.

Andi Nirwoto, Direktur Operation, IT and Digital Banking BTN mengatakan, pihaknya telah memperkirakan sejak awal bahwa implementasi BI-Fast akan menurunkan pendapatan berbasis komisi bank mengingat perbedaan tarif yang jauh lebih rendah dari biaya transfer online antara bank sebelumnya.

Baca Juga: Transaksi BI Fast Capai 127,8 Juta Hingga Juni 2022

"Apalagi dengan rencana penurunan layanan BI Fast ke depannya, maka pendapatan fee BTN (dari tranfer antara bank) akan semakin berkurang," kata Andi pada Kontan.co.id, Senin (18/7).

Kendati begitu, BTN memperkirakan bahwa secara keseluruhan FBI terkait layanan, termasuk transfer antar bank, masih tetap mengalami peningkatan. Andi bilang, di luar BI-Fast, masih banyak berjalan berbagai pilihan layanan switching yang lain.

Selain itu, lanjutnya, jumlah peserta BI-Fast juga masih terus dikembangkan dan frekuensi transaksinya yang terus meningkat bisa menekan penurunan pendapatan dari transfer antar bank lewat BI-Fast tersebut.

 

Untuk bisa jadi peserta BI-Fast, bank perlu menyiapkan infrastruktur connector BI Fast yang butuh investasi besar. Andi menyebutkan total capex untuk investasi perangkat lunak dan perangkat keras yang menghubungkan sistem bank ke BI-Fast sekitar Rp 25 miliar - Rp 30 miliar.

Adapun volume transaksi BI-Fast di BTN pada Juni meningkat 130% dari bulan sebelumnya. Adapun rata-rata pertumbuhan volume transaksi setiap bulannya sejak awal diimplementasikan mencapai 65%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×