Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengundang perbankan Tanah Air untuk berdiskusi terkait penurunan tingkat suku bunga simpanan deposito, hari ini (22/9). Taswin Zakaria, Presiden Direktur PT Bank Internasional Indonesia (BII) mengungkapkan, penurunan tingkat suku bunga deposito amat sangat tergantung dengan ketersediaan likuiditas di masing-masing perbankan.
Taswin menyambut baik perihal diskusi terkait penurunan tingkat suku bunga deposito tersebut. Menurutnya, akan sangat baik bagi industri perbankan jika terdapat arahan untuk menurunkan deposit rate dan menghentikan 'perang' suku bunga deposito antar bank.
"Kami maunya begitu selalu (suku bunga deposito turun). Suku bunga kalau bisa turun menjadi lebih rendah, itu lebih bagus. Apalagi untuk suku bunga dana mahal," ujar Taswin seusai menghadiri pertemuan tertutup dengan OJK di Gedung OJK, Komplek BI, Jakarta, Senin (22/9).
Taswin bilang, sangat memungkinkan untuk menurunkan rate deposit pada tahun ini. Bank dengan kode saham BNII ini mengusahakan untuk menurunkan tingkat suku bunga deposito sebelum akhir tahun 2014. Hal ini lantaran kondisi likuiditas di BII sudah lebih baik jika dibandingkan dengan semester I-2014 kemarin.
"Usahakan ada (penurunan suku bunga deposito). Tapi kembali lagi, saya tidak bisa katakan kapan tenggat waktunya, karena itu semua tergantung kondisi likuiditas. Harapannya seperti itu (suku bunga deposito turun), kalau bisa turunkan sebelum akhir tahun," jelasnya.
Tingginya tingkat suku bunga deposito tentu mengakibatkan tingginya biaya dana alias cost of fund (COF) pada bank karena harus membayarkan bunga kepada nasabah. Biaya dana di BII sendiri, kata Taswin, masih berkisar di bawah 10%. Kondisi ini akan tetap dijaga sampai dengan akhir tahun mendatang.
"Saya cenderung berpikir akan tetap jika dibandingkan dengan COF BII semester I. Relatif stabil, tapi harusnya cenderung menurun. Harusnya bisa di bawah 10%," ucap Taswin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News