Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Bisnis kartu pembiayaan, alias kartu kredit perbankan syariah kian cerah di sisa tahun ini. Sejumlah bank syariah maupun unit usaha syariah (UUS) perbankan berhasil mencatatkan pertumbuhan baki debet syariah card.
Ambil contoh, PT Bank Mega Syariah mencatatkan realisasi pembiayaan Syariah Card hingga September 2025 sebesar Rp 222,06 miliar atau tumbuh sebesar 130% secara tahunan atau year on year (YoY) bila dibandingkan dengan posisi September 2024.
Sejalan dengan itu, jumlah kartu yang diterbitkan juga meningkat signifikan, tumbuh sekitar 118% YoY menjadi 65 .000 kartu.
Baca Juga: Laba Unit Usaha Syariah BTN Naik 8,4% di Kuartal III 2025, Siap Lepas Jadi Bank Baru
Syariah Card Division Head Bank Mega Syariah, Eva Dahlia, mengatakan pertumbuhan signifikan ini mencerminkan peningkatan minat masyarakat terhadap produk kartu pembiayaan berbasis prinsip syariah yang transparan dan bebas riba.
“Kami melihat tren penggunaan Syariah Card terus meningkat seiring dengan semakin tingginya literasi keuangan syariah masyarakat. Nasabah tidak hanya menggunakan kartu ini untuk kebutuhan konsumtif, tetapi juga produktif dan sosial, seperti berbelanja di merchant halal, perjalanan ibadah, hingga menyalurkan sedekah,” ujar Eva di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Hingga akhir tahun, Eva menargetkan bisa menerbitkan sekitar 70.000 dengan target nilai transaksi Syariah Card bisa mencapai sekitar Rp 250 miliar.
Lebih lanjut, Eva menjelaskan bahwa strategi pengembangan Syariah Card dilakukan melalui kolaborasi dengan ekosistem CT Corpora, digitalisasi fitur di aplikasi m-Syariah, perluasan jaringan merchant, serta program promosi poin yang dapat ditukar dengan sedekah.
"Inovasi tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi Bank Mega Syariah dalam industri kartu pembiayaan syariah dan meningkatkan loyalitas nasabah di segmen ritel," imbuhnya.
Tak mau kalah, tren pertumbuhan kartu pembiayaan syariah masih milik UUS PT CIMB Niaga juga menunjukkan arah yang positif.
Hal ini terlihat dari total transaksi kartu pembiayaan syariah CIMB Niaga mencapai sekitar Rp 3,4 triliun per Agustus 2025, atau tumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun 2024. Dengan jumlah kartu yang telah diterbitkan sekitar 750 ribu kartu pembiayaan syariah.
Direktur Syariah Bank CIMB Niaga Pandji P. Djajanegara menargetkan, hingga Desember 2025, jumlah pemegang kartu akan meningkat menjadi sekitar 800 ribu kartu.
"Diharapkan tren kenaikan total transaksi ini terus berlanjut sehingga bisa mencapai sekitar Rp 5 triliun di akhir tahun 2025,” kata Pandji.
Baca Juga: Pembiayaan Syariah Card Bank Mega Syariah Melonjak 130% Menjadi Rp 222 Miliar
Meski pertumbuhan terus meningkat, CIMB Niaga Syariah tetap mampu menjaga kualitas portofolio pembiayaannya. Tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) tercatat masih di bawah 5%, menunjukkan manajemen risiko yang baik serta selektivitas dalam penyaluran pembiayaan.
Untuk menjaga momentum pertumbuhan, CIMB Niaga Syariah menjalankan sejumlah strategi, antara lain, menggencarkan program akuisisi nasabah baru, meningkatkan program transaksi (usage) di berbagai merchant, memperluas channel digital melalui platform OCTO Mobile dan OCTO Clicks.
Selain itu, mengoptimalkan penjualan melalui telesales, mobile sales, dan jaringan cabang, dan menawarkan program konversi cicilan baik dari transaksi maupun total tagihan.
"Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat memperkuat posisi CIMB Niaga Syariah di pasar kartu pembiayaan syariah yang semakin kompetitif, sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah nasional," imbuhnya.
Selanjutnya: Kebijakan Moneter & Fiskal Berpeluang Tarik Arus Modal Asing di Sisa Kuartal IV 2025
Menarik Dibaca: IHSG Diperkirakan Terkoreksi, Ini Rekomendasi Saham MNC Sekuritas (27/10)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


/2024/09/20/941599421.jpg) 
  
  
  
  
  
  
 











