kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,00   -18,51   -1.98%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis kredit konsumer pada Fintech diyakini masih cerah, ini alasannya


Kamis, 03 Oktober 2019 / 21:11 WIB
Bisnis kredit konsumer pada Fintech diyakini masih cerah, ini alasannya
ILUSTRASI. Fintech Finansialku


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Noverius Laoli

Menurut Boan, kedepannya bisnis kredit konsumer akan masih baik, dan akan lebih baik lagi dengan adanya Pusdafil OJK yang membantu semua perusahaan fintech.

Namun kabar terbaru datang dari PT Akseleran Keuangan Inklusif Indonesia (Akseleran). Ivan Tambunan Chief Executive Officer & Co-Founder Akseleran mengatakan pada Mei 2019 ini sudah berhenti dalam bisnis kredit konsumer.

Baca Juga: Bagaimana progres hilirisasi Aneka Tambang (ANTM)? Simak perkembangannya

Saat itu, Akseleran bekerjasama dengan leasing atau online lender yang bergerak di bidang kredit konsumer. Akseleran membeli portofolio kredit konsumer dari perusahaan leasing tersebut. Kemudian disekuritisasi dan ditawarkan ke pelanggan atau investor.

"Sekarang kami lagi analisa mau dilanjutkan dan skemanya seperti apa, serta memilih partner yang tepat dan kami belum tau akan rampung kapan,"kata Ivan Tambunan kepada Kontan.co.id, Kamis (3/10).

Loan portfolio financing yang dijalankan Akseleran hanya sekitar Rp 10 miliar dari total portfolio Rp 700 miliar atau sebesar 1%. Adapun bunganya sebesar 21%-30% pertahunnya.

Sementara PT Lunaria Annua Teknologi atau Koinworks belum tertarik masuk bisnis kredit konsumer. Vice President Marketing KoinWorks Frecy Ferry Daswaty mengatakan Karena KoinWorks untuk membuka akses terhadap layanan finansial untuk para pelaku UKM dan pelajar mas.

Baca Juga: Sasar masyarakat yang belum mendapatkan akses kredit, Kredit Pintar gandeng BPR Kanti

Selain itu, didalamnya juga terdapat misi sosial, yaitu untuk membangun kualiatas bangsa Indonesia (yang mana didapat dari pendidikan yang baik) dan perekonomian bangsa (yang mana 60% GDP Indonesia didapat dari para pelaku UKM).

"potensinya sebenarnya besar. namun masyarakat harus pandai memilih platfom konsumer loan dan memperhatikan kemampuan membayarnya kembali,"ujar Frecy Ferry Daswaty kepada Kontan.co.id, Kamis (3/10).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×