Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis kredit pensiunan masih menjadi segmen yang menjanjikan bagi industri perbankan nasional. Hal ini tercermin dari langkah sejumlah bank yang terus memperbesar portofolio kredit di segmen tersebut, mengingat kredit pensiunan dinilai memiliki tingkat risiko yang relatif rendah.
Salah satu upaya pengembangan segmen ini datang dari PT Bank KB Bukopin Tbk (KB Bank). Bank yang dimiliki oleh investor asal Korea Selatan tersebut berencana mengakuisisi portofolio kredit pensiunan milik Bank Capital Indonesia senilai Rp 1 triliun secara bertahap.
Wakil Direktur Utama KB Bank, Robby Mondong, mengatakan bahwa segmen pensiunan merupakan bagian penting dari bisnis ritel KB Bank karena memiliki kebutuhan finansial yang spesifik dan memerlukan pendekatan yang humanis.
Baca Juga: Kredit Menganggur Bank Besar Makin Menumpuk, Capai Ratusan Triliun pada 2024
"KB Bank ingin memastikan para pensiunan mendapat akses pembiayaan yang adil, cepat, dan mudah, dengan pendekatan modern namun tetap hangat," ujar Robby dalam keterangannya, Sabtu (21/6).
Sementara itu, Bank Mandiri Taspen yang dikenal sebagai bank spesialis di segmen pensiunan, mencatatkan kinerja kredit yang solid. Per April 2025, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 47,40 triliun, tumbuh 10,57% secara tahunan. Dari jumlah tersebut, sekitar 90% berasal dari kredit pensiunan.
Direktur Bisnis Bank Mandiri Taspen, Maswar Purnama, menuturkan bahwa pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 11,6% pada tahun ini. Untuk mencapainya, bank menerapkan strategi yang terukur guna menjaga pertumbuhan tetap sehat dan likuiditas tetap terjaga.
Strategi yang diterapkan meliputi optimalisasi nasabah eksisting, terutama para penerima manfaat pensiun, serta peningkatan portofolio kredit melalui produk unggulan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan pembiayaan kendaraan bermotor (auto loan).
Baca Juga: Risiko Kredit Turun, Biaya Pencadangan Bank-Bank Besar Menyusut
Selain itu, Bank Mandiri Taspen memperkuat kerja sama dengan PT Taspen untuk memperluas akuisisi rekening pensiunan dan dengan Bank Mandiri untuk menjangkau nasabah payroll yang akan memasuki masa pensiun.
Bank juga menerapkan prinsip kehati-hatian melalui verifikasi kesehatan yang ketat, evaluasi risiko secara berkala, serta pemantauan aktif terhadap kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
“Dengan strategi ini, kami optimistis target pertumbuhan kredit dapat tercapai tanpa mengorbankan kualitas aset,” ungkap Maswar.
Ia juga menilai bahwa potensi pasar kredit pensiunan masih sangat besar. Saat ini, Bank Mandiri Taspen memiliki 565.000 nasabah pensiunan, namun baru sekitar 300.000 di antaranya yang menjadi debitur.
Artinya, masih terdapat sekitar 265.000 nasabah potensial dengan proyeksi penyaluran kredit mencapai Rp 3 triliun.
Baca Juga: Bisnis Agen Laku Pandai Bank Besar Tumbuh Positif pada Kuartal l-2025
Bank Woori Saudara (BWS) juga melihat segmen pensiunan sebagai pasar yang potensial. Direktur Risiko dan Kepatuhan BWS, Wuryanto, menyatakan bahwa kredit pensiunan merupakan produk unggulan yang berkontribusi signifikan terhadap kinerja bank.
“Tahun lalu, outstanding kredit pensiunan kami mencapai lebih dari Rp 21,19 triliun. Kredit ini umumnya digunakan untuk modal usaha, kebutuhan konsumtif, hingga kebutuhan harian,” ujar Wuryanto.
Selanjutnya: Jangan Pilih Ilegal! Ini Daftar Pinjol Resmi OJK Juni 2025, Ada yang Ubah Nama
Menarik Dibaca: Katalog Promo Superindo Weekday Diskon hingga 45% Periode 23-25 Juni 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News