kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   15.000   0,79%
  • USD/IDR 16.800   4,00   0,02%
  • IDX 6.262   8,20   0,13%
  • KOMPAS100 896   3,65   0,41%
  • LQ45 707   -0,42   -0,06%
  • ISSI 194   0,88   0,46%
  • IDX30 372   -0,72   -0,19%
  • IDXHIDIV20 450   -1,01   -0,22%
  • IDX80 102   0,35   0,35%
  • IDXV30 106   0,47   0,45%
  • IDXQ30 122   -0,87   -0,70%

Likuiditas Perbankan Nasional Kian Ketat, LDR Bank Besar Lampaui Batas Sehat


Sabtu, 12 April 2025 / 16:50 WIB
Likuiditas Perbankan Nasional Kian Ketat, LDR Bank Besar Lampaui Batas Sehat
ILUSTRASI. Uang Beredar Meningkat: Teller menghitung uang di Bank Negara Indonesia, Depok, Jawa Barat, Senin (1/3). Tidak hanya dialami bank kecil dan menengah, tekanan likuiditas juga dirasakan oleh sejumlah bank besar.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi likuiditas perbankan nasional semakin menekan. Tidak hanya dialami bank kecil dan menengah, tekanan likuiditas juga dirasakan oleh sejumlah bank besar. 

Rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) pada beberapa bank kelompok Kinerja bank berdasarkan modal inti (KBMI) 4 telah melampaui ambang batas sehat, yakni 92%.

PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat LDR tertinggi, yaitu sebesar 95,7% per Februari 2025. Meski menurun dibanding bulan sebelumnya yang mencapai 98,8%, angka tersebut masih jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang berada di level 87,8%.

Baca Juga: Bank Besar Pasang Target Margin Bunga Bersih Lebih Kecil di Tahun Ini

Kondisi ini disebabkan oleh ketimpangan pertumbuhan antara penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). 

Kredit BNI tumbuh sebesar 10,2% secara tahunan, sedangkan pertumbuhan DPK hanya 1%. Ketidakseimbangan ini dikhawatirkan akan membatasi ruang ekspansi kredit serta meningkatkan biaya dana ke depan.

PT Bank Mandiri Tbk menghadapi situasi serupa, dengan LDR mencapai 92,5% per Februari 2025. Angka ini naik dari 90,8% pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kredit Bank Mandiri tumbuh pesat sebesar 19% secara tahunan, sementara DPK hanya meningkat 1,4%.

Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih mencatat LDR di kisaran yang lebih aman. LDR BCA meningkat dari 73,5% menjadi 80,6% dalam setahun, sedangkan LDR BRI tercatat sebesar 88,26%.

Baca Juga: Libur Nataru, Enam Bank Besar Ini Suplai Uang Tunai Rp 144 Triliun

Investment Analyst Stockbit, Everson Sugianto, menyatakan bahwa likuiditas BCA mulai mengetat seiring pertumbuhan kredit yang lebih cepat dibanding DPK. “Per Februari, kredit BCA tumbuh 14% year-on-year, sedangkan DPK hanya tumbuh 3,8%,” ujarnya.

Everson menilai bahwa persoalan likuiditas tidak hanya dialami satu atau dua bank, melainkan merupakan isu industri secara keseluruhan. Namun demikian, ia menilai posisi likuiditas BCA masih lebih baik dibandingkan bank-bank KBMI 4 lainnya.

Ia juga menyoroti perbaikan likuiditas pada Bank Mandiri. Menurutnya, pertumbuhan kredit Mandiri diperkirakan akan melandai ke kisaran 10%–12% sesuai panduan manajemen, dan hal ini didukung oleh pertumbuhan DPK yang lebih kuat.

Manajemen Bank Mandiri menargetkan LDR berada pada kisaran 90%–95% sepanjang tahun 2025. Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, M. Ashidiq Iswara, menyatakan pihaknya akan fokus memperkuat dan mengefisienkan struktur pendanaan guna menjaga likuiditas tetap optimal.

Baca Juga: Bank Besar Catat Pertumbuhan Fee Based Income di Kuartal III-2024, Ini Pendorongnya

Strategi yang ditempuh Bank Mandiri mencakup upaya mendorong pertumbuhan DPK yang lebih tinggi daripada kredit, dengan menitikberatkan pada penghimpunan dana murah (current account saving account/CASA), terutama dari transaksi nasabah wholesale dan ritel melalui peningkatan volume dan frekuensi transaksi.



TERBARU

[X]
×