Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren bunga lagi turun, sejumlah bank besar pun memasang target margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) lebih rendah di tahun ini.
Seperti diketahui, rasio NIM adalah salah satu indikator utama untuk profitabilitas bank. Sebab, NIM ini erat kaitannya bagaimana kekuatan bank dalam meraih pendapatan bunga bersih.
Secara industri, NIM perbankan sepanjang 2024 berada di level 4,62%. Rasio NIM tersebut turun jika dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 4,81%.
Di kalangan bank KBMI 4 atau bank besar, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) masih menjadi bank yang memiliki NIM tertinggi. Namun, BRI menargetkan NIM yang lebih rendah di tahun ini.
Untuk tahun 2025, BRI menargetkan rasio NIM berada di kisaran 7,3% hingga 7,7%. Padahal, di tahun 2024, bank yang akrab dengan wong cilik ini bisa menargetkan NIM di kisaran 7,6% hingga 8%.
Baca Juga: BI Rate Turun Berdampak ke Margin Bunga Bersih Multifinance
Target yang lebih mini tersebut sejalan dengan realisasi NIM BRI sepanjang 2024. Pasalnya, BRI hanya mencatat NIM di periode tersebut sebesar 7,74% atau turun sebanyak 41 basis poin (bps).
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, dalam menentukan target tersebut, BRI melakukannya secara hati-hati. Hal tersebut mempertimbangkan tantangan yang bakal dihadapi tahun ini.
Ia bilang saat ini bank tidak bisa banyak berharap dengan penurunan suku bunga. Sebab, Sunarso melihat The Fed memiliki kebijakan yang cenderung hawkish yang tentunya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi domestik.
Di sisi lain, Sunarso menyebutkan era Presiden Trump memiliki kebijakan yang bisa memunculkan perang dagang. Dampaknya, akan ada masalah dengan foreign exchange.
“Responsnya yang paling instan adalah menaikkan suku bunga yang artinya ada tantangan likuiditas,” ujarnya, belum lama ini.
Dari dalam negeri sendiri, Sunarso melihat, turunnya inflasi di awal tahun ini menandakan daya beli masyarakat sedang tertekan. Ini berdampak bagi UMKM yang menjadi sektor utama dari bisnis BRI.
Sunarso menyebutkan, daya beli adalah penggerak utama dalam permintaan kredit. Kalau hal tersebut mengalami penurunan, maka penurunan kredit tak bisa dihindari, terutama di sektor UMKM.
“Apalagi di UMKM ini kita masih menghadapi isu-isu yang berkaitan dengan kualitas kredit,” tambahnya.
PT Bank Mandiri Tbk juga memasang target NIM yang lebih rendah di tahun ini. Bank berlogo pita emas ini hanya menargetkan NIM di kisaran 5% hingga 5,2%.
Sebagai perbandingan, Bank Mandiri di 2024 menargetkan NIM berada di kisaran 5% hingga 5,3%. Realisasinya, NIM Bank Mandiri hanya 5,15% atau turun 33 bps.
Baca Juga: BNI Optimistis Margin Bunga Bersih di Semester II Akan Membaik
Corporate Secretary Bank Mandiri M Ashidiq Iswara mengungkapkan pihaknya tetap optimistis dapat menjaga NIM pada posisi yang optimal ditengah tantangan likuiditas yang dihadapi perbankan. Strategi utamanya mendorong pertumbuhan DPK dari porsi dana murah (CASA) sebagai salah satu upaya menekan biaya dana kelevel yang lebih baik.
“Kami optimistis dapat mempertahankan stabilitas CASA pada tahun 2025 sekaligus menurunkan biaya dana,” ujarnya.
Ia bilang hal tersebut dapat terwujud melalui strategi Bank Mandiri yang konsisten mendorong pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem nasabah prinsipal. Tujuannya untuk menciptakan lebih banyak closed-loop transactions, di mana berbagai transaksi nasabah dapat saling terkoneksi dalam satu ekosistem yang terintegrasi
“Kami berfokus untuk meningkatkan volume transaksi nasabah, baik pada segmen wholesale maupun ritel terutama melalui strategi pertumbuhan berbasis ekosistem,” tambahnya.
Baca Juga: Bank Kecil Konservatif Pasang Target Ekspansi
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memasang target NIM tahun ini di bawah realisasi selama 2024. Adapun, target NIM bank berlogo 46 ini di kisaran 4% hingga 4,2%.
Adapun, realisasi NIM BNI sepanjang 2024 berada di level 4,24%. Pada tahun sebelumnya, BNI mampu memperoleh NIM berada di level 4,6%.
“Karena tahun ini tantangan likuiditas masih ada,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar secara singkat saat dikonfirmasi.
Selanjutnya: Shopee Indonesia Luncurkan Kelas Online untuk UMKM, Permudah Akses Pelatihan Digital
Menarik Dibaca: Daerah Mana Hujan Turun? Ini Ramalan Cuaca Besok (17/2) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News