Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah kinerja laba bank-bank besar yang hanya tumbuh moderat, kontribusi anak usaha tampaknya tak mampu memberikan penopang. Pasalnya, kinerja laba dari beberapa anak usaha bank jumbo ini justru tercatat mengalami penurunan.
Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk yang secara bank only mencatatkan laba bersih senilai Rp 11,63 triliun per kuartal I/2025. Catatan tersebut mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 11,13 triliun.
Dengan pertumbuhan laba bersih yang cukup mini tersebut, anak usaha Bank Mandiri justru mencatatkan penurunan. Alhasil, hal tersebut tak mampu mengungkit laba bank secara grup bisa tumbuh besar.
Per kuartal I/2025, laba anak usaha yang menjadi kepemilikan Bank Mandiri mencapai Rp 1,55 triliun. Catatan tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kuartal I/2024 yang bisa mencapai Rp 1,57 triliun.
Baca Juga: Adu Kencang Pertumbuhan Laba Bank KBMI 3, Siapa Paling Melesat?
Dari anak usaha Bank Mandiri, hanya PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) yang mencatatkan pertumbuhan laba di periode tersebut, sekaligus menjadi kontributor terbesar. Laba BSI yang menjadi hak Bank Mandiri di kuartal I/2025 senilai Rp 968 miliar dari tahun sebelumnya senilai Rp 879 miliar.
Kondisi serupa terjadi di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) di mana kinerja laba bank only lebih bagus dibandingkan laba anak usahanya. Laba BNI secara bank only tumbuh sekitar 1,7% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 5,38 triliun.
Sementara itu, kinerja anak usaha dari BNI justru memiliki laba bersih yang turun cukup signifikan mencapai 27,8% YoY. Nilainya dari sebesar Rp 78,6 miliar di kuartal I/2024 turun menjadi Rp 56,7 miliar pada kuartal I/2025.
BNI Finance menjadi salah satu kontributor penurunan kinerja anak usaha dari BNI. Pasalnya, di periode kuartal I/2025, BNI Finance justru mengalami rugi senilai Rp 31,6 miliar dari periode sama tahun sebelumnya yang mampu untung 12,8 triliun.
Di sisi lain, anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk memiliki kinerja yang berbeda dengan anak usaha bank lainnya. Pasalnya, kinerja laba gabungan anak usaha BRI yang justru tumbuh signfikan yaitu mencapai 21,4% YoY.
Baca Juga: Naik 265,1% YoY, Maybank Indonesia Bukukan Laba Bersih Rp 376 Miliar
Sayangnya, hal tersebut tak mampu menopang kinerja BRI secara grup, terlebih laba bersih BRI secara bank only turun secara tahunan dari Rp 13,79 triliun menjadi Rp 11,09 triliun. Alhasil, laba bersih BRI secara konsolidasian turun 13,9% YoY menjadi Rp 13,67 triliun.
Adapun, PT Pegadaian memiliki kontribusi laba yang paling besar dari total laba tersebut dengan mencapai 65,1%. Selanjutnya, ada PT Permodalan Nasional Madani (PNM) yang memiliki kontribusi sekitar 18,7%.
Corporate Secretary PT Bank Mandiri Tbk M. Ashidiq M. Iswara mengungkapkan sejatinya perusahaan anak berkontribusi pada pertumbuhan kredit dan pembiayaan. Di mana, perusahaan anak mencatatkan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% yoy menjadi Rp 369 triliun hingga Maret 2025.
Ia bilang pihaknya bakal terus mendorong perusahaan anak untuk menjadi pemimpin di masing-masing industri bisnis. Ditambah, pihaknya selalu fokus untuk memperdalam sinergi bisnis antar entitas Mandiri Group
Dalam hal ini, Ashidiq menyebutkan Bank Mandiri sebagai induk terus berharap perusahaan anak memanfaatkan customer base yang besar dengan memanfaatkan sinergi dari sisi platform digital dan teknologi.
“Kami dorong untuk menjalankan prinsip risk management dari perusahaan induk agar bisnis dapat tumbuh secara prudent dan berkelanjutan,” tambahnya.
Sementara itu, EVP Corporate Communication and Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Hera F. Haryn menegaskan BCA selalu didukung oleh entitas anak yang terdiversifikasi dalam berbagai lini industri. Hanya saja, ia tak mau menyebutkan kontribusi laba dari anak usaha.
Secara keseluruhan, ia melihat perusahaan anak masih mampu mempertahankan kontribusinya terhadap profitabilitas Grup BCA. Adapun, perusahaan anak yang menjadi kontributor laba bersih terbesar adalah BCA Finance.
Ia juga menegaskan pengembangan entitas anak difokuskan pada sinergi dengan perusahaan induk.Tujuannya, memberikan solusi keuangan terbaik dan komprehensif, sehingga dapat memenuhi beragam kebutuhan nasabah yang semakin berkembang.
“BCA dan entitas anak akan terus menjajaki potensi perluasan dan penguatan sinergi dalam ekosistem grup BCA untuk berbagai sektor,” ujarnya.
Baca Juga: Pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih Melambat, Laba Bank Tumbuh Tipis pada Kuartal I
Selanjutnya: IDEC 2025 bakal Dorong Ekspansi Bisnis Teknologi Kesehatan Gigi di Indonesia
Menarik Dibaca: Nyaris 9 Juta Penonton, Film Jumbo Siap Gusur Posisi Agak Laen
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News