Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus memacu bisnis wealth management yang dimiliki di tengah masih tingginya ketidakpastian global. Salah satunya, dengan menyelenggarakan berbagai program yang menarik bagi nasabah yang ingin berinvestasi.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) misalnya, menargetkan dana kelolaan wealth management bisa mencapai lebih dari Rp 180 triliun dengan kenaikan hingga 30% secara tahunan atau year on year (YoY) pada akhir tahun 2023.
EVP Wealth Management BCA Ugahary Yovvy Chandra menyampaikan, berkat kepercayaan nasabah kepada BCA, perseroan berhasil membukukan dana kelolaan wealth management mencapai hampir Rp 170 triliun pada Juli 2023, meningkat 50% secara YoY.
"Memperhatikan peningkatan kebutuhan investasi nasabah, kami terus melakukan inovasi untuk mempermudah nasabah dalam berinvestasi di platform kami. Tentunya kami berharap BCA bisa memasukkan semua segmen nantinya, saat ini mostly lebih ke solitaire dan prioritas, nanti kami berharap dengan adanya upper mass bisa meningkatkan lebih kencang lagi," ujarnya saat konferensi pers BCA Wealth Summit 2023 di Jakarta, Rabu (23/8).
Baca Juga: Empat Fitur Bank Raya Alami Peningkatan Transaksi Sepanjang Semester I 2023
Pada semester I-2023, total nasabah tajir BCA juga telah mencapai hampir 205.000 nasabah. Jumlah tersebut berasal dari nasabah yang memiliki rekening BCA Solitaire dan Prioritas.
"Untuk persentase nasabah Solitaire 60% dari baby boomer dan Gen X, dan nasabah BCA Prioritas 50:50 dari baby boomer dan Gen X. Meski begitu, tren kenaikan segmen nasabah BCA Prioritas tetap didominasi oleh generasi milenial dan Gen Z," katanya.
Ugahary menjelaskan, faktor pendorong pertumbuhan nasabah tajir perseroan hingga saat ini, karena sejak tahun 2021 awal pihaknya sudah mulai gencar mengedukasi nasabah di setiap bulannya. Baik di cabang, melalui aplikasi Welma, maupun kepada nasabah secara langsung.
Selain itu pihaknya juga terus menambah produk wealth management, dengan mencoba memperluas spektrum terus-menerus.
"Dengan begitu kami berharap bisa mencapai lebih dari 150 produk ke depannya, jadi pilihan menjadi semakin banyak ke depannya," tambahnya.
Sebagai bentuk komitmen BCA untuk terus meningkatkan edukasi masyarakat dalam pengelolaan keuangan sekaligus memperkenalkan ragam dan karakteristik produk investasi maupun proteksi, BCA juga akan kembali melaksanakan BCA Wealth Summit 2023.
Kesuksesan BCA Wealth Summit di tahun lalu turut berkontribusi kepada kinerja positif wealth management BCA, serta peningkatan antusiasme investasi dari para nasabah. Transaksi meningkat lebih dari 15% hanya jangka waktu satu bulan setelah event, di mana sebagian besar investasi dialokasikan untuk produk obligasi.
"Pada acara BCA Wealth Summit tahun lalu, kami berhasil menambah nasabah baru sebanyak 4000 nasabah, di tahun ini kami targetkan peningkatan jumlah nasabah baru dari gelaran Wealth Summit bisa meningkat 25% atau membidik 5000 nasabah baru," tandasnya.
Baca Juga: Incar Pertumbuhan DPK, Persaingan Bunga Simpanan Bank Digital Tetap Sengit
PT Bank Tabungan Negara (BTN) juga mencatatkan dana kelolaan nasabah BTN Prioritas mengalami kenaikan sebesar 8,2% YoY hingga saat ini, dengan kenaikan total nasabah prioritas sebesar 7,2% secara YoY.
"Dengan Dana Kelolaan atau asset under management (AUM) nasabah tajir naik sekitar 7%-8% YoY dan kenaikan jumlah nasabahnya sebesar 17,5% YoY. Sementara AUM tertinggi masih didonimasi produk DPK (Deposito dan tabungan)," kata Kepala Divisi Wealth Management Bank BTN Frengky Rosadrian.
Frengky menjelaskan, dengan melihat kondisi pasar finansial global, khususnya tren kenaikan suku bunga The Fed ke 5,5%, hal ini sangat berdampak pada market obligasi.
Hal ini juga disebut Frengky memiliki pengaruh signifikan atas strategi wealth management perseroan dimana menjadi peluang bagi BTN untuk shifting overweight kembali di produk obligasi sekunder, dikarenakan bond yield 10 tahun kembali tinggi.
"Dimana justru sebaliknya sebagai gambaran pada periode 1-2 bulan lalu strategi kami slightly underweight di obligasi dikarenakan yield sedang rendah," katanya.
Di sisi lain, dalam memacu bisnis wealth management, bank BTN memberikan daily update mengenai equity, bond, forex market view, dan edukasi kepada nasabah mengenai kondisi pasar finansial. Selain itu, didukung oleh fungsi advisory dari priority banking manager dan ditambah dengan platform PLUS sebagai platform layanan retaining nasabah prioritas.
Adapun PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) terus melakukan akselerasi bisnis wealth management-nya. Itu tercermin dari pertumbuhan dana kelolaan atau AUM mencapai 20,42% secara tahunan (YoY). Hal tersebut sejalan dengan peningkatan jumlah nasabah mencapai sebesar 19,84% YoY di periode sama.
Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani bilang selama ini pihaknya senantiasa memperkuat strategi dan mengedukasi terkait pentingnya pengelolaan keuangan kepada seluruh lapisan masyarakat. Alhasil, peningkatan minat masyarakat dalam investasi telah mengantarkan pertumbuhan kinerja wealth management.
Dalam mengoptimalisasi energi di BRI Group, Handayani menyebut BRI terus melakukan kolaborasi dengan anak perusahaan terkait layanan wealth management. Tak hanya itu, BRI juga meningkatkan kapabilitas karyawannya melalui akselerasi sertifikasi bidang pengelolaan keuangan secara masif.
“BRI optimistis bisnis wealth management mempunyai prospek yang baik dan akan terus tumbuh di masa mendatang,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News