kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNI Batalkan Rencana Rights Issue, Akan Tambah Modal Secara Organik


Rabu, 27 April 2022 / 06:15 WIB
BNI Batalkan Rencana Rights Issue, Akan Tambah Modal Secara Organik


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memutuskan untuk membatalkan rencana penguatan modal dengan skema penerbitan saham baru atau rights issue. 

Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan akan mengandalkan pendanaan dari organik atau dari laba perusahaan.

Ia menyatakan rasio kecukupan modal minimum atau capital adequacy ratio (CAR) di level 19,3% di Maret 2022. Angka tersebut meningkat 120 basis poin dibandingkan kuartal 1-2021 di level 18,1%. 

Adapun, CAR tier-1 BNI sudah berada di level 17,3% naik 150 basis poin dibandingkan posisi yang sama tahun lalu 15,8%. Novita menilai pencapaian ini telah berada di atas ketentuan minimum dari regulator.

Seiring dengan itu, BNI melihat pertumbuhan ekonomi pada tahun ini jauh lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sehingga dengan CAR yang sudah dimiliki, cukup mendukung ekspansi kredit di masa mendatang. 

Baca Juga: BNI Salurkan Kredit Rp 591,68 Triliun Per Kuartal I-2022, Tumbuh 5,8% yoy

“Kami tidak akan melakukan rencana rights issue lagi atau akan kami batalkan. Tentunya, kami juga melihat, pertumbuhan profitabilitas BNI menunjukkan tren positif. Artinya, penambah modal secara organik dari profitabilitas bisa diharapkan pada kuartal ke depannya,” jelas Novita pada Paparan Kinerja Keuangan BNI kuartal 1-2022 secara virtual, Selasa (26/4). 

Oleh sebab itu, manajemen bank bersandi BBNI ini akan melakukan koordinasi dengan para pemegang saham terkait pembatalan rencana rights issue. Novita menekankan, hal ini akan dilakukan dengan tetap memperhatikan kondisi pasar. 

Asal tahu saja, BNI berhasil mencatatkan laba lebih tinggi pada kuartal pertama tahun ini mencapai Rp 3,96 triliun. Nilai ini tumbuh 63,2% secara tahunan atau year-on-year (yoy) dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,42 triliun.

Pencapaian laba bersih ini dihasilkan dari Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) yang tumbuh kuat 7,3% yoy menjadi Rp 8,5 triliun. 

Pencapaian pendapatan operasional ini bahkan adalah tertinggi yang pernah dihasilkan BNI, lebih tinggi dari pendapatan operasional sebelum pandemi. Selain itu, upaya perbaikan kualitas kredit melalui monitoring, penanganan dan kebijakan yang efektif membuat biaya pencadangan kredit juga turun tajam sebesar 26,1% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×