kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

BNI bidik pertumbuhan kredit 17% tahun ini


Selasa, 12 Januari 2016 / 17:24 WIB
BNI bidik pertumbuhan kredit 17% tahun ini


Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) ingin memutar roda bisnisnya lebih kencang lagi seiring pulihnya perekonomian nasional. Bank pelat merah ini memasang target bisnis di atas pasar, yaitu kredit tumbuh 15%-17% dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 14%-16% pada tahun ini. Sementara target rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit rasio (LDR) di level 85%-90%.

“Sedangkan rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) tumbuh 6%-6,25% di tahun ini,” kata Achmad Baiquni, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk, usai acara RUPSLB, Selasa (12/1). 

Untuk mencapai rasio NIM yang mencerminkan laba tersebut, BNI akan menekan biaya daya atau cost of fund dengan memperbesar sumber dana murah.

Sebenarnya, angka pertumbuhan tahun 2016 ini mirip seperti realisasi pertumbuhan tahun 2015. Baiquni bilang, BNI memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar 15%-17% dengan pertumbuhan DPK di bawah 15% pada tahun lalu. Artinya, pertumbuhan bisnis bank berlogo 46 ini dibilang stagnan pada tahun ini.

Nah, untuk menggapai pertumbuhan kredit. BNI akan menyiapkan dana untuk kebutuhan penyaluran kredit selain dari DPK. Misalnya, tahap awal, BNI akan menerbitkan negotiable certificate of deposit (NCD) senilai Rp 3 triliun-Rp 4 triliun dan rencana obligasi dalam rupiah kurang lebih senilai Rp 4 triliun.

Rico Rizal Budidarmo, Direktur Keuangan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) menyampaikan, penerbitan NCD dan obligasi itu sebagai alternatif kedua setelah BNI mampu memperbesar pertumbuhan sumber dana murah untuk pembiayaan kredit. “Kami lebih mengutamakan pendanaan dari DPK,” ucap Rico.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×