kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNI catatkan pertumbuhan fee based income setinggi 11,6% di paruh pertama 2019


Jumat, 02 Agustus 2019 / 06:55 WIB
BNI catatkan pertumbuhan fee based income setinggi 11,6% di paruh pertama 2019


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income (FBI) menjadi salah satu penopang pertumbuhan kinerja perbankan sepanjang paruh pertama 2019 di tengah tren penurunan margin bunga bersih.

Sejumlah bank besar masih meyakini pertumbuhan pendapatan komisi masih akan berlanjut di semester kedua ini. Untuk mendorong pertumbuhan tersebut, masing-masing telah menyiapkan strategi di berbagai segmen bisnis.

Baca Juga: Total utang Dunaitex Group mencapai Rp 18,79 triliun, ini daftarnya

PT Bank Negara Indonesia Tbk misalnya berhasil mencatatkan FBI sebesar Rp 5,37 triliun sepanjang enam bulan pertama 2019 atau tumbuh 11,6% secara year on year (yoy). Capaian itu ditopang oleh recurring fee alias komisi berulang.

Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, pihaknya akan mendorong pertumbuhan fee based income tumbuh double digit di paruh kedua ini seiring dengan target penyaluran kredit yang diharapkan tumbuh 13%-15%.

"Jika kredit bisa tumbuh sesuai rencana, hal itu membuka kans kenaikan dari FBI yang bersumber dari pengelolaan rekening, fee dan komisi dari transaksional perbankan, garansi bank, forex gain, wealth management, dan recovery atas remedial kredit," katanya pada Kontan.co.id, Rabu (31/7).

Baca Juga: Rugi yang ditanggung Bank QNB (BSKW) menurun di semester I 2019

Pertumbuhan pendapatan komisi tertinggi berasal dari kredit sindikasi yang melonjak 76,5% menjadi Rp 189 miliar. Disusul dengan komisi dari pemeliharaan kartu debit yang naik 65,3% jadi Rp 215 miliar dan fee pensiun fund tumbuh 31,5% jadi Rp 100 miliar.

Kontribusi terbesar pendapatan komisi BNI dari segmen konsumer dan retail berasal dari account maintenance sebesar Rp 92 miliar atau tumbuh 11,3%, diikuti bisnis kartu yang tumbuh 12,9% jadi Rp 792 miliar.

Kemudian komisi ATM tumbuh 19,5% menjadi Rp 614 miliar, di posisi keempat berasal dari pemeliharaan kartu debit tadi, serta bisnis remitansi sebesar Rp 113 miliar atau tumbuh 8,7%.

Baca Juga: Bank Ina Perdana (BINA) kantongi laba bersih Rp 3,51 miliar di semester I

Sedangkan dari bisnis bank, kontribusi fee based income terbesar berasal dari trade finance sebesar Rp 623 miliar atau tumbuh 15,8% yoy, bank garasi Rp 241 miliar atau naik 1,3% yoy, fee kredit sindikasi, pension fund Rp 100 miliar dan custody Rp 51 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×