kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BNI dan Mandiri mencatatkan penurunan biaya kredit di kuartal III


Senin, 22 Oktober 2018 / 15:43 WIB
BNI dan Mandiri mencatatkan penurunan biaya kredit di kuartal III
ILUSTRASI. Bank Mandiri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mendekati penghujung tahun, beberapa bank besar mencatatkan penurunan biaya kredit terutama di kuartal III 2018. Hal ini terjadi seiring berkurangnya biaya pembentukan cadangan baru untuk kredit yang berisiko oleh sejumlah bank.

Salah satunya, PT Bank Negara Indonesia Tbk yang per akhir September 2018 lalu berhasil menekan biaya kredit alias cost of credit (CoC) ke level 1,4%. Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, posisi ini menurun dari 1,7% pada September 2017 lalu.

Selain itu, dibandingkan dengan periode tiga tahun terakhir CoC BNI di kuartal III 2018 merupakan yang paling rendah. Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan BNI mengatakan turunnya biaya kredit perusahaan di kuartal III 2018 lalu antara lain didorong oleh perbaikan kualitas aset.

Hal ini antara lain ditujukan dengan menurunnya non performing loan (NPL) sebanyak 80 basis poin secara year on year (yoy) menjadi 2% per akhir September 2018 lalu.

Sama dengan tingkat biaya kredit, posisi NPL ini merupakan yang terendah dalam tiga tahun terakhir. Dus, bank berlogo 46 ini meyakini sampai dengan akhir tahun, biaya kredit bakal mampu dijaga rendah di level 1,5%-1,6%.

"Proyeksi kami sampai dengan akhir tahun ini CoC dapat kami jaga di kisaran 1,5% sampai 1,6%," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (22/10).

Lebih lanjut, Anggoro menjelaskan bahwa kenaikan tingkat suku bunga kredit yang terjadi di pasar memang memberi sedikit dampak pada biaya kredit. Sebabnya, bila suku bunga kredit baik, maka kecenderungannya kualitas kredit akan menurun.

Hal ini mengingat setiap transmisi kenaikan beban bunga akan memberikan beban tambahan bagi nasabah masing-masing bank. Namun, BNI menilai hal tersebut masih terukur dan sudah diantisipasi oleh perusahaan. Salah satunya dengan lebih selektif dalam melakukan fungsi intermediasi atau penyaluran kredit.

"Kenaikan suku bunga bagaiana juga sangat mempengaruhi kualitas kredit perbankan, mengingat setiap transmisi kenaikan bunga akan memberi tambahan beban bagi nasabah. Sehingga harus dilakukan secara terukur dan selektif," imbuhnya.

Bukan hanya BNI saja yang mampu menjaga biaya kredit di level stabil. Bank plat merah lain, yakni PT Bank Mandiri Tbk juga mengatakan sampai dengan kuartal III 2018, credit cost perusahaan masih dalam batas aman.

Direktur Bank Mandiri Herry Gunardi mengatakan saat ini posisi CoC perusahaan berada di level 1,97% per akhir kuartal III 2018 lalu. Bila dibandingkan dengan posisi pada akhir tahun 2017 yaitu 2,2%-2,3%.

Senada dengan Anggoro, menurut Herry penurunan biaya kredit antara lain ditopang dari kualitas kredit yang membaik. Serta adanya penurunan dari sisi pencadangan bank berlogo pita emas ini hingga bulan September 2018 lalu.

Memang, bila merujuk pada laporan presentasi perusahaan di kuartal III 2018. Rasio NPL Bank Mandiri menurun sebanyak 74 basis poin secara yoy menjadi 3,01%.

"Cost credit menurun dengan adanya kualitas kredit yang membaik. Pencadangan menurun tentunya biaya kredit iikut menurun," ujarnya. Herry menambahkan, sampai dengan akhir tahun setidaknya biaya kredit perseroan ini akan mampu dijaga di kisaran 2% hingga maksimal sebesar 2,3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×