Reporter: Wahyu Satriani | Editor: Ruisa Khoiriyah
JAKARTA. Bank BNI memperbesar lini bisnis kartu kredit. Bank pelat merah tersebut menggandeng General Electric (GE) Healthcare dan meluncurkan private label kartu kredit untuk para praktisi di industri kesehatan.
Bagi BNI, selain memperbesar bisnis kartu kredit, penerbitan kartu bernama Healthy Indonesia ini, merupakan salah satu cara meningkatkan hubungan baik dengan para nasabah ritelnya. Sebutlah para produsen, distributor, maupun pelanggan dari produk alat-alat kesehatan.
Melalui peluncuran kartu tersebut, BNI kini telah memiliki tiga kartu kredit private label, yakni kartu Healthy Indonesia, Travelling Card, dan Gasoline Card.
Gasoline Card khusus untuk pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), sedang Travelling Card bagi pengelola biro perjalanan. Fungsi kartu semuanya sama: mempermudah pemilik dalam transaksi bisnis.
General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI, Dodit W.Probojakti, menargetkan, ketiga kartu private label tersebut menyumbang transaksi antara Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun hingga satu tahun ke depan.
Dodit menerangkan, kartu kredit private label lebih fokus untuk menaikkan volume transaksi. "Target kami lebih ke nilai transaksi daripada jumlah kartu. Kalau healthy card itu limitnya lebih besar dari kartu kredit biasa, biasanya sekitar Rp 50 juta hingga Rp 500 juta," papar Dodit.
Jika dijumlahkan dengan produk kartu kredit lain, Bank BNI telah menerbitkan 1,7 juta kartu. Hingga tutup tahun ini, bank berlogo angka 46 ini mengincar peningkatan volume transaksi hingga 38% atau mencapai Rp 14 triliun.
Honggo Widjojo Kangmasto, Direktur Jaringan dan Layanan BNI, mengklaim, Bank BNI menjadi pelopor untuk mempermudah akses pengadaan alat kesehatan dengan menggunakan kartu kredit. Bank BNI memberikan solusi alat pembayaran bagi para pelanggan GE Healthcare dalam melakukan transaksi, sehingga lebih praktis dan aman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News