Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan kredit bisa tumbuh 6% hingga 9% sepanjang 2021. Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyatakan guna mencapai target itu, BNI telah menyiapkan berbagai sektor p
“Sektor prospektif, sejalan pengendalian Covid-19 dengan PEN dan Vaksin, maka sektor jasa kesehatan cukup prospektif, karena sekarang ini, pemerintah banyak support untuk perbaikan jasa kesehatan. Dalam kondisi Covid-19, jasa kesehatan dan sosial jadi andalan untuk tumbuh tinggi,” papar Royke dalam paparan secara virtual pada Senin (26/4).
Ia melanjutkan, sektor komunikasi dan telekomunikasi bisa bertumbuh lagi. Lantaran pandemi telah membuat perubahan masyarakat berinteraksi secara digital. Lalu sektor pengolahan dan manufaktur cukup menarik lantaran adanya UU Cipta kerja.
Baca Juga: Bank Commonwealth proyeksi bisnis KPR meningkat 15% pada tahun 2021
“Kita yakin kita akan meningkat pesat di beberapa sektor manufaktur industri kimia, farmasi, makanan, dan minuman dan turunan CPO komoditas dan lainnya. Di 2021, saya yakin perdagangan jadi baik, karena beberapa kesempatan pemerintah memberikan banyak insentif, antara lain menurunkan atau discount pajak PPnBM, itu akan mempengaruhi pertumbuhan perdagangan,” tambahnya.
Selain itu,sektor properti juga bisa, penyediaan hunian tempat tinggal terutama di segmen milenial. Ia juga menuturkan BNI juga sudah berkomitmen untuk memberikan kredit ke sektor energi terbarukan.
Bank bersandi saham BBNI ini mencatatkan penyaluran total kredit senilai Rp 559,33 triliun pada kuartal pertama 2021. Royke bilang nilai itu tumbuh 2,2% year on year (yoy) dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 547,21 triliun.
Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan terdapat beberapa sektor yang telah menunjukkan perbaikan permintaan kredit. Sektor yang paling pulih ialah manufaktur yang memberikan kontribusi 33% terhadap pencairan kredit BNI.
Baca Juga: Kredit naik 2,2% di kuartal I-2021, BNI yakin penyaluran di kuartal kedua lebih baik
Kemudian dari sektor informasi dan telekomunikasi itu menyumbang 13,6%, kemudian real estate sekitar 12%. Ia bilang tren ini akan masih akan terus berlanjut di kuartal kedua 2021. "Kami lihat sektor lain yang masih ada prospek di kuartal kedua seperti seperti kesehatan dan energi terbarukan yang sudah menunjukkan peningkatan kredit di kuartal kedua 2021," tambah Novita.
Kendati demikian, Ia menyatakan pada momentum Ramadan dan idul fitri, secara histori cenderung terjadi penurunan permintaan kredit.
Namun, Ia optimis permintaan kredit kembali menggeliat usai lebaran dan puncaknya di Juni 2021. "Dengan kondisi ini kondisi kredit di kuartal kedua akan lebih baik dibandingkan kuartal satu 2021," pungkas Novita.
Selanjutnya: BNI bukukan laba bersih Rp 2,39 triliun pada kuartal pertama 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News