kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

BNI Syariah bisa dapat likuiditas tambahan Rp 217 miliar dari pelonggaran GWM


Kamis, 16 April 2020 / 17:36 WIB
BNI Syariah bisa dapat likuiditas tambahan Rp 217 miliar dari pelonggaran GWM
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah BNI Syariah di Tangerang Selatan.


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) bagi perbankan syariah sebanyak 50 basis poin (bps) yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) dipastikan jadi angin segar bagi perbankan. Kendati permintaan pembiayaan tidak terlalu tinggi, perbankan syariah mengapresiasi langkah BI yang mengantisipasi adanya kebutuhan pendanaan bagi perbankan.

PT Bank BNI Syariah misalnya yang mengatakan secara umum pelonggaran tersebut sangat membantu kebutuhan perusahaan. Tapi, Sekretaris Perusahaan BNI Syariah Bambang Sutrisno mengatakan bantuan yang diberikan bukan dari sisi likuiditas tetapi lebih kepada adanya tambahan dana available untuk meningkatkan pendapatan. "Sampai saat ini BNI Syariah tidak mengalami permasalahan likuiditas, karena stock (pendanaan) cukup kuat dengan posisi CASA yang bagus," katanya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/4).

Baca Juga: Penurunan GWM bank syariah lebih kecil dari bank konvensional, ini penjelasan bankir

Meski begitu, dampak dari pandemi ini memang membuat pertumbuhan dana melambat dibandingkan pada kondisi normal. Namun, Bambang menilai dana tetap tumbuh terutama dari sisi ritel.

Setidaknya, efek pelonggaran GWM ini menurut perseroan bisa menambah likuiditas sekitar Rp 217 miliar. 

Adapun, dari sisi rasio pendanaan pada pertengahan kuartal I 2020 financing to deposit ratio (FDR) perseroan terjaga di level 75,3% masih sangat longgar. Sementara FDR valuta asing juga stabil di posisi 71,51% dan rasio intermediasi makroprudensial (RIM) 70,22%.

Baca Juga: BI rajin suntik likuiditas bank, apakah sudah cukup? Begini kata bankir

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×