kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.491.000   15.000   1,02%
  • USD/IDR 15.835   20,00   0,13%
  • IDX 7.196   61,44   0,86%
  • KOMPAS100 1.106   12,55   1,15%
  • LQ45 877   9,19   1,06%
  • ISSI 220   3,21   1,48%
  • IDX30 449   5,23   1,18%
  • IDXHIDIV20 541   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,64   1,31%
  • IDXV30 135   1,63   1,22%
  • IDXQ30 149   1,31   0,89%

BNI targetkan bisa mencapai ROE di level 16% dalam tiga tahun mendatang


Selasa, 07 September 2021 / 14:37 WIB
BNI targetkan bisa mencapai ROE di level 16% dalam tiga tahun mendatang
ILUSTRASI. Nasabah BNI melakukan transaksi keuangan di Tangerang Selatan, Jumat (11/9). KONTAN/Carolus Agus Waluyo


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Guna meningkatkan profitabilitas, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk akan terus menyalurkan kredit secara sehat dan berkelanjutan. Direktur Keuangan BNI Novita widya Anggraini bilang dengan strategi itu, BNI akan mencapai return on equity (ROE) di level 16% dalam jangka menengah. 

Asal tahu saja, ROE BNI per Juni 2021 di posisi 10,0%. Terus membaik dibandingkan posisi yang sama tahun lalu di level 8,7%.

“Ini tentu tidak dalam jangka waktu menengah, bisa untuk tiga tahun mendatang. Strateginya kita adalah tumbuh kredit sehat dan berkelanjutan. Dalam jangka pendek, pertumbuhan kredit akan fokus di bluechip swasta,” ujar Novita secara virtual pada Senin (6/9). 

Ia optimis langkah ini bisa mengantarkan aspirasi bank berlogo 46 itu. Terlebih, hingga paruh pertama 2021, BNI telah fokus menyalurkan kredit ke perusahaan-perusahaan blue chip swasta dan kredit dijamin pemerintah, Kredit Usaha Rakyat (KUR), serta payroll loan

Baca Juga: Alami sudah salurkan pembiayaan akumulasi Rp 1 triliun per awal September

“Jangka panjang dan menengah, UMKM ini jadi sektor utama. Mulai sekarang kita menyiapkan strategi-strategi XPORa dengan pasarnya adalah para eksportir yang ada di Indonesia,” tambahnya. 

Lanjutnya, BNI melihat bahwa  sistem transaksi e-channel membuka peluang melayani nasabah lebih efisien. Ia  menargetkan tiap tahun rasio pendapatan bank lebih tinggi dari biaya operasional.

Asal tahu saja, BNI membukukan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan mencapai Rp 16,1 triliun per semester 1-2021. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan Pendapatan Bunga Bersih (NII) sebesar 18,2% year on year (yoy) atau mencapai Rp 19,3 triliun

Selain itu fee based income tumbuh hingga 19,2% YoY dari posisi Juni tahun lalu sebesar Rp 6,8 triliun.

Total kredit yang disalurkan naik 4,5% YoY dibandingkan Juni tahun lalu, lebih tinggi dari rata-rata total perbankan yang hanya mencatatkan pertumbuhan kredit 0,6%, dengan fokus pada sektor-sektor usaha prospektif dengan risiko rendah, baik pada segmen business banking maupun consumer banking

Baca Juga: Ini 12 bank di Indonesia yang bisa fasilitasi transaksi China-RI pakai yuan-rupiah

Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) dapat tumbuh sehat 4,5% YoY dengan fokus pada Giro dan Tabungan. Kualitas Aset terus membaik. Jika memperhitungkan pencadangan atau CKPN yang telah dibentuk secara prudent sejak tahun lalu, maka Net NPL hanya 0,9%. 

Laba bersih BNI meningkat 12,8% secara YoY atau sebesar Rp 5,0 triliun pada Semester I – 2021, diikuti pondasi keuangan yang kuat dalam bentuk pencadangan sebesar 215,3%.

Adapun level efisiensi operasional yang baik dengan Cost to Income Ratio di level 40,7%, serta rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio di level 18,2%.

Selanjutnya: Berkontribusi 49,6% terhadap DPK, simpanan tier di atas Rp 5 miliar tumbuh 14,8%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective [Intensive Boothcamp] Financial Statement Analysis

[X]
×